Hipnotis, kini telah menjadi modus baru perampok dalam melancarkan aksinya. Salah satu yang tengah hangat diberitakan media adalah kejadian perampokan di dua minimarket Lampung dengan ditetapkannya dua orang berkebangsaan Turki, yaitu Yaman Alper dan Mehmet Sahin yang masing-masing berusia 19 Tahun, sebagai tersangka.
Atas pemberitaan ini tentu banyak orang menjadi takut dan waswas, tak terkecuali Vera (20), seorang karyawati. Vera sendiri mengaku merasa sangat dekat dengan pemberitaan ini dimana ibunya Kho Siu Tjin (50) pernah menjadi korban.
Vera menceritakan kejadian naas yang dialami Kho Siu Tjin, ibunya terjadi sekitar pertengahan Februari 2010 lalu, jauh sebelum pemberitaan media sekarang ini. Pemberitaan di media itu sendiri baru muncul sejak 25 Agustus atas perampokan yang terjadi pada tanggal 11-12 Agustus 2010. Ini menunjukan bahwa sebenarnya perampokan bermodus hipnotis ini bukanlah barang baru.
”Kejadiannya terjadi di pasar Taman Cibodas (Tangerang),” cerita Vera. Ibunya adalah seorang pedagang mie goreng Medan, yang tiap harinya disibukan dengan berangkat ke toko pukul 06.00 untuk mempersiapkan toko, pergi ke pasar mengambil belanjaan, lalu mulai berjualan. “Waktu itu saya sempat bingung kenapa mama pulang ke rumah dari toko membawa sesuatu dalam kantong plastik besar hitam dan bilang bahwa plastik tersebut tidak boleh dibuka, padahal toko sedang ramai-ramainya dengan pelanggan.” Tanpa menaruh curiga, ia pun menuruti larangan ibunya itu.
Tiga hari kemudian barulah Kho Siu Tjin tersadar bahwa seluruh perhiasan emas dan uang sebesar 10 juta telah raib dari rumahnya. Ia baru menyadari ketika hari Sabtu saat di pasar, ia bertemu orang Cina daratan yang berbahasa mandarin, meminta dirinya untuk mengambil barang berharga dari rumah. Sebagai gantinya ia dijanjikan akan diberi kantong plastik berisi 2 botol air 1,5 liter beserta setumpuk koran. Masih lekat dalam ingatannya rupa dan wajah dari perempuan itu.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu yang lewat tidak bisa diulang kembali. Dari kejadian ini Vera mengaku tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan ibunya pun telah mengiklaskan semuanya. Namun tentunya ini menjadi hal berharga dalam hidupnya dan ibunya untuk lebih berhati-hati dan tidak terlalu percaya dengan orang yang baru dikenal. “Dengarlah berita-berita yang beredar sekitar lingkungan kita, dan bantulah orang-orang di sekitar kita agar kejadian seperti itu tidak terulang pada orang lain. Apalagi sekarang udah masuk berita, jadi informasinya lebih luas dan terpercaya semoga orang lebih hati-hati dan nggak terjadi yang kayak gini lagi,” tukasnya
Oleh : Florensia Ranny (915080077)
Sumber : Kompas.com (Rabu, 25 Agustus 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar