Jumat, 29 Oktober 2010

Meluasnya Pembajakan Akun Jejaring Sosial

Memasuki era globalisasi yang makin maju, penggunaan teknologi pun makin meningkat. Salah satu buktinya adalah dengan banyaknya berbagai jejaring sosial yang muncul dan mulai mempengaruhi aktivitas masyarakat. Jejaring sosial merupakan struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi, dimana penggunanya berhubungan karena adanya kesamaan sosialitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.


Facebook (FB) , Twitter, Yahoo Messenger (YM), MSN adalah salah satu bentuk jejaring sosial yang dikenal dalam masyarakat. Dalam perkembangannya, jejaring sosial tersebut efektif memberikan kemudahan dan kesenangan  dengan sesamanya. Apabila digunakan dengan baik dan benar maka hal itu akan sangat membantu , tapi jika jatuh ke tangan yang salah maka sebaliknya akan muncul banyak tindak kejahatan bahkan penipuan.

Akhir-akhir ini, pemberitaan menyebutkan banykanya tidakan kriminal yangterjadi melalui jejaring sosial. Penipuan mengatasnamakan orang lain atau keluarga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Selain kerugian secara materi juga akan menciptakan image yang negatif atau buruk terhadap korban yang akunnya dipakai sebagai alat penipuan.


Andi, 20 tahun, mahasiswa ekonomi menceritakan pengalamannya ketika menjadi korban dari pembajakan akun. "Sering banget FB saya dibajak sama orang. Biasanya dia promosiin suatu produk tentang obat kuat melalui akun saya. Awalnya saya nggak sadar karena jarang buka FB, setelah ada teman yang bertanya baru saya cek dan ternyata itu benar, gara-gara itu image saya kan jadi jelek, nanti dipikirnya saya mesum lagi, " sesalnya. Menurut Andi, hal itu tidak hanya terjadi satu kali saja tapi beberapa kali hingga membuat dirinya tidak ingin lagi menggunakan Facebook.


Tidak jauh berbeda dengan Andi, Laras, 18 tahun, pun pernah menjadi korban saat dirinya tidak bisa membuka akun jejaring sosial miliknya. "Panik dan kaget waktu saya tidak bisa buka akun saya, gimana tidak kemarin masih bisa kok tiba-tiba sekarang dibilangnya passwordnya salah. Pas tanya sama teman katanya akun saya di hack sama orang jadinya ya saya buat yang baru lagi," paparnya.

Dalam Harian Seputar Indonesia tanggal 25 Oktober 2010, Ahli Forensik Digital Mabes Polri Ruby Alamsyah menjelaskan bahwa tindak kriminal yang terjadi di dunia maya kebanyakan karena kurangnya kesadaran pengguna terhadap keamanan akunnya sehinngga bisa dibajak sama hacker . Oleh sebab itu,sebaiknya selektif dalam memilih teman dan teliti dalam pengaturannya serta gunakan password yang tidak mudah diidentifikasi orang lain.

Sumber : Harian Seputar Indonesia 25 Oktober 2010

Gambar : http://belajarkomputersekarang.files.wordpress.com/2010/05/situs-jejaring-sosial2.jpg


ASTRID MEILIANI / 915080057

Selasa, 26 Oktober 2010

Banjir di Depan Untar yang Merepotkan

Kondisi di depan Kampus1, Untar pukul 13.55

Bulan Oktober, menandakan musim hujan sudah tiba. Dalam beberapa hari ini Jakarta terpantau memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Itu artinya banjirpun siap melanda ibukota untuk hari-hari ke depan. Hujan yang sempat mengguyur ibukota dalam hitungan dua hari terakhir saja sudah mengakibatkan banjir di berbagai ruas jalan. Salah satunya seperti yang terjadi di jalan depan kampus 1 Universitas Tarumangara (Untar).

Setelah sempat kemarin, Senin, 25 Oktober hujan cukup lebat mengguyur Jakarta Barat, hingga pagi hari ini pun banjir masih tetap terlihat menggenangi jalan yang berada tepat di depan gedung yang berlokasi di Jl Jalan S. Parman No 1, Grogol tersebut. Hingga pukul 11.00 banjir yang terjadi setinggi 5 cm.

banjir yang terjadi di samping Untar
Banjir semakin memburuk, ketika hari ini hujan lebat kembali mengguyur lokasi ini pada pukul 11.40. Meskipun hujan tidak lama terjadi, tapi hal ini cukup berdampak besar. Banjir semakin meluas, yang pada awal terjadi di depan gedung Untar kini merambah hingga ke samping gedung Untar, dimana terdapat banyak pedagang makanan dan rumah-rumah kos.

Akibat banjir ini, sedikit banyak telah menggangu aktivitas civitas akademik maupun warga sekitar. Meskipun dengan ketinggian banjir yang mencapai 15-30 cm masih bisa dilewati oleh kendaraan bermotor, namun arus lalu lintas sempat tersendat akibat genangan air tersebut. Hujan gerimis yang masih terjadi hingga pukul 13.55 membuat pemandangan depan Gedung Untar ramai oleh civitas akademik yang tampak ragu untuk pulang karena banjir dan menunggu hujan reda. Seperti yang dialami Indah Sari (27), salah seorang masyarakat yang kebetulan berada di Untar sedang menunggu untuk di jemput pulang sehabis bekerja. Ia mengaku cukup dibuat repot oleh banjir yang terjadi, ”Yah lumayan (repot), gak bisa keluar.” 

Kerepotan serupa juga dirasakan oleh Kevin Iskandar (18), mahasiswa Untar Jurusan Arsitek. ”Tata letak kota dan tata kelola air yang gak beres. Sebelumnya tidak banjir seperti ini,” ungkapnya menyatakan pendapat mengenai penyebab banjir. Ia berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk memperbaiki saluran air yang ada, agar banjir tidak terulang lagi.

Kondisi banjir yang terus menerus berulang setiap tahunnya ini seakan sudah menjadi hal yang biasa bagi warga Jakarta. Tiap tahunnya mereka harus bergulat dengan bencana banjir yang seakan tak pernah usai. Masih adakah harapan Jakarta bebas dari banjir? Kita tunggu saja, kapan pemerintah dapat mengatasi bencana ini agar masyarakat ibukota tidak lagi harus direpotkan kala musim hujan tiba.

Oleh : Florensia Ranny (915080077)

Secercah Harapan dalam Musibah

Sembilan Oktober 2010. Hari itu hari Sabtu. Matahari bersinar terik, menyilaukan setiap orang yang memandangnya. Dari kejauhan tampak seorang pria paruh baya yang tengah berteduh di bawah bayang – bayang pohon bakau. Ketika dihampiri, ia tersenyum ramah sambil menawarkan tempat duduk. “Nama saya Warto,” jawabnya sambil bersalaman. Sambil berkenalan, pria kelahiran Cirebon ini pun bercerita. “Lagi nunggu penumpang, Mas,” senyumnya. Bermodalkan sebuah motor hitam, Warto mencari pekerjaan sampingan dengan mengojek. Sehari – hari, Warto merupakan pekerja di salah satu pabrik kopi yang terletak di daerah Tanjung Priok. Hari Sabtu dan Minggu tidak digunakannya untuk bersitirahat, tapi mencari tambahan uang untuk menafkahi istri dan anaknya yang berada di Kuningan, Jawa Tengah.

Perantauan Warto di Jakarta dimulai dari tahun 1995. Ia mengontrak sebuah rumah di samping kali, dekat daerah Tanjung Priok. Warto mengaku baru pertama kali nongkrong di daerah RE Martadinata. “Biasanya orang – orang dari konveksi kain lewat sini, jadi gak perlu muter jauh,” jawabnya sambil menunjuk jalan sempit di samping RE Martadinata. Dengan sabar, ia terus menunggu orang – orang yang akan menggunakan jasanya. Terpaan debu pasir serta teriknya matahari tidak mematikan semangatnya. Semuanya bermula dari sebuah harapan kecil dari hati yang tulus untuk memberikan hidup yang lebih baik lagi bagi keluarganya.

Di samping jalan kecil yang disebut Warto tadi, terlihat banyak anak kecil yang sedang bermain sepakbola. Sedangkan di dekat pintu masuk jalan kecil tersebut, beberapa anak remaja dengan kisaran umur antara 16 sampai dengan 20 tahun berjalan mondar – mandir. Salah satu diantaranya memegang kotak sumbangan. Ia meminta sumbangan seribu rupiah untuk setiap motor yang akan melintasi jalan kecil tersebut. Tiba – tiba sebuah motor merah melaju tanpa memperlambat laju kecepatannya. Pengendara motor tersebut enggan memberikan sumbangan dan memaksa untuk lewat. “Aduh!,” terdengar jeritan dari salah seorang remaja tersebut. Ternyata kakinya terlindas oleh motor merah tadi. Motor tadi lewat begitu saja, meninggalkannya tanpa sepatah pun kata maaf.

Jalanan kecil tersebut hanya mempunyai lebar sekitar 3 sampai dengan 4 meter . Selain itu jalanannya penuh dengan bebatuan sehingga mustahil bagi mobil untuk melewatinya. Hari semakin sore dan antrian motor semakin panjang. “Daripada muter jauh, bagusan lewat sini,” ujar Okem, salah satu dari remaja yang menjaga jalan itu. Jalanan kecil tersebut merupakan jalan alternatif yang menghubungkan Sunter dan Tanjung Priok. Okem bercerita bahwa jalan tersebut dikeruk dan ditimbunin pasir sehingga dapat dilewati oleh motor dan sepeda. “Oh, ini kerjaan teman – teman bersama,“ ujarnya ketika ditanya siapa yang mengerjakan jalan tersebut.
Okem tinggal bersama dengan orang tuanya di Gang Bahari I, Kebun Kelapa. Anak kedua dari enam bersaudara ini baru saja lulus SMA. Hari – harinya dilewati dengan membantu ayahnya di bengkel. “Dulu harus bolak – balik dari Jakarta ke Bekasi, Bekasi ke Jakarta buat bantu – bantu bokap. Sekarang si udah gak lagi,” jawabnya. Sekarang Okem menganggur. Bersama dengan teman – temannya ia mendapatkan penghasilan dari sumbangan para pengendara motor yang lewat di jalan kecil itu. Dalam sehari, remaja berlogat Jawa ini bisa memperoleh sekitar tiga puluh ribu rupiah. “Buat nambah – nambah uang jajan,” celetuknya.

Musuh Okem bukan hanya teriknya matahari. Tak jarang juga ia menggigil kedinginan ketika hujan turun. Apalagi beberapa hari ini televisi selalu menyiarkan berita tentang hujan di daerah RE Martadinata. Banjir menjadi bencana yang tak terelakkan bagi Okem, teman - temannya dan pengguna jalan kecil tersebut. Lantas bagaimana keadaan jalan tersebut ketika hujan ? “Kami tutup jalannya. Tapi masih saja ada yang bandel ingin menyerobot masuk. Akibatnya ya jatuh dalam lumpur,” tawa Okem.
Satu – satunya penghiburan bagi Okem dalam pekerjaan ini hanyalah canda tawa dan waktu bersama dengan teman – temannya. Dengan sedikit penghasilan dari pekerjaan sambilan ini, Okem ingin meringankan beban orang tuanya yang telah bersusah payah.

Walaupun sekarang Okem menganggur, namun ia tidak berputus asa. “Saya sudah melamar jadi OB di Mangga Dua. Tapi masih belum ada panggilan,”jawabnya penuh antusias. Langit semakin gelap, pertanda malam akan tiba. Saatnya juga bagi Okem untuk pulang. Diatas kedua pundaknya tersimpan harapan orang tuanya terhadap dirinya. Okem tersenyum sambil berlalu. Seolah – olah senyuman itu berkata : “ Aku tidak akan mengecewakan mereka.”

oleh : Rudy (915080193)

Senin, 25 Oktober 2010

Benarkah Perempuan Bergolongan Darah O Sulit Hamil ?

Golongan darah O adalah golongan darah yang umum dan mampu mendonorkan sel-sel darahnya ke seluruh tipe golongan darah yang ada, yakni A, AB, dan B. Namun, dibalik keistimewaan golongan darah O, ternyata dikabarkan perempuan yang memiliki jenis golongan darah ini berpotensi mengalami kesulitan kehamilan. Benarkah?

Para peneliti di Amerika mengatakan bahwa perempuan dengan golongan darah O memiliki cadangan ovarium yang lebih rendah dibandingkan dengan cadangan yang dimiliki oleh golongan darah lainnya. Hal ini menunjukkan semakin bertambah umur perempuan tersebut, semakin sedikit cadangan sel telur yang tersisa. Fakta ini secara langsung mengatakan perempuan tersebut akan sulit hamil.

Beberapa peneliti dari Yale University dan Albert Einstein College of Medicine melakukan sejumlah penelitian dengan 563 perempuan di bawah usia 45 tahun terkait dengan jumlah kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone) untuk mengetahui tingkat kesuburan dan cadangan ovarium seseorang. Penelitian itu menunjukkan apabila kadar FSH tinggi yakni lebih dari 10, maka perempuan tersebut memiliki cadangan ovarium yang sedikit dan akan mengalami kesulitan dalam hal kehamilan. Mereka yang memiliki golongan darah O cenderung memiliki kadar FSH di atas 10 hingga 2 kali lipatnya. Untuk itu penting bagi perempuan khususnya yang bergolongan darah O untuk memutuskan kapan dirinya akan siap untuk hamil.

Peggy (26) seorang asisten dokter berpendapat bahwa wanita golongan darah apapun memang tidak dianjurkan untuk hamil pada usia yang tua, karena hamil pada usia tua lebih beresiko, baik bagi ibu maupun janinnya. "Resiko ibu hamil di usia 35 atau lebih bisa menyebabkan bayi mengalami resiko down syndrome." tambahnya.

Selain itu ia juga berucap bahwa sebaiknya kita tetap harus bersikap kritis dengan segala penelitian yang ada di koran atau jurnal yang bebas beredar dari internet. Menurutnya ia percaya teori dan penelitian ini benar apabila sudah ada lembaga WHO yang mengesahkannya."Selama ini teori golongan darah juga belum bisa mutlak diterima terutama oleh kalangan medis, masih ada pro kontra walaupun diet golongan darah tersebut timbul berdasarkan penelitian." ujarnya.

Felixander (22) seorang karyawan swasta mengatakan bahwa sebaiknya wanita memang menikah pada usia 24 tahun sampai 26 tahun dimana usia itu masih merupakan usia subur. "Kalau hamil pada usia tua, kasihan anak yang dikandungnya. Nanti di saat anak mulai berkembang dan belum mencapai cita-cita yang diharapkan, orangtuanya sudah tua." ujarnya.

Oleh : Lindayani 915080074
Sumber : http://female.kompas.com/read/xml/2010/10/25/09175914/Perempuan.Golongan.Darah.O.Sulit.Hamil
http://iniberita.com/tahukah-kamu-sekilas-tentang-darah-manusia/69/

Kekerasan: Efektif Mendidik Anak ?

Dok. Google
China, 20 Oktober 2010. Pengadilan di Kota Jiashan akhirnya memberikan hukuman ringan kepada Tan Hong Ying, tersangka pembunuhan terhadap putri kandungnya. Ia dijatuhi hukuman selama tiga tahun masa percobaan setelah sebelumnya sempat di vonis lima tahun penjara. Tan dihukum karena memukuli putrinya yang berusia lima tahun sampai mati hanya karena tidak bisa menghafal sebuah puisi Dinasti Tang. Kematian putrinya disebabkan karena Tan memukul kepala anaknya sebanyak lima atau enam kali dengan tiga atau empat kali pukulan.

Memukuli anak karena tidak bisa belajar dengan baik memang kerap kali terjadi, bahkan di Indonesia sendiri. Kesal , bosan dan merasa putus asa membuat tindakan itu dilakukan agar sang anak dapt segera mengerti dan memahami apa yang diajarkan. Namun, tindakan seperti itu apakah dianggap efektif dalam mendidik anak? dan perlu seperti itukah anak harus menerima perlakuan dari orangtua kandungnya.

Tan A Yung, 62 tahun, berpendapat "Memukul anak karena susah menerima pelajaran terkadang diperlukan tapi tidak sampai menghilangkan nyawa sang anak. Saya pikir ibu itu pasti tidak sengaja melakukannya," paparnya. Ia menjelaskan bahwa semuanya kembali ke budaya masing-masing negara, mungkin tidak bisa menghapal dengan baik sebuah puisi lebih buruk daripada tidak naik kelas.

Figur orangtua, khususnya ibu pada dasarnya adalah sosok yang paling mengerti kondisi anak-anaknya. Umumnya, mereka dengan sabar dan tidak kenal lelah akan berusaha membantu dan mendukung apapun yang dilakukan anaknya. Semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, namun seringkali karena tingginya harapan membuat anak-anaknya menderita.

Di sisi lain, Tjia Kok Eng, 60, mengatakan "Cara yang dipakai lebih cenderung digunakan saat tahun 50an. Kalau dulu, memukul anak ketika di sekolah dianggap benar malah hukuman akan ditambah bila sampai di rumah. Tapi alangkah baiknya untuk zaman sekarang lebih memakai perasaan dan orangtua tidak egois dan banyak bersabar, namanya juga anak-anak," jelasnya.

Mendidik anak terutama yang masih kecil memang tidak mudah dan terbilang sulit. Semuanya harus ada kerjasama yang baik antara orangtua dengan anak serta lingkungan disekitarnya. Tidak ada manusia yang bodoh asal ada niat dan kemauan yang keras pasti bisa.


Sumber : Harian Seputar Indonesia, Kamis 21 Oktober 2010

Gambar : http://3.bp.blogspot.com/_Ece0kSdP2EI/Suf0wZfAyXI/AAAAAAAAB3A/ayywHW0Wkys/s200/Pukul+Anak.jpg

( Astrid Meiliani / 915080057 )

Sabtu, 23 Oktober 2010

Masihkah Seekor Anjing Dianggap Sahabat?


dok.google

Katanya, anjing merupakan sahabat terbaik manusia. Sosoknya beragam, ada yang lucu, garang, ada pula yang menggemaskan. Tetapi kesetiaan seekor anjing tidak pernah diragukan.


Seperti seekor anjing herder yang sejak kecil dipelihara oleh Jonathan, seorang duda yang hidup sendirian di dalam sebuah ruko di Malang, Jawa Timur. Anjing herder ini setia menemani Jonathan dalam hari-hari sepinya. Hingga suatu hari Jonathan pun meninggal.


Jonathan diduga meninggal akibat penyakit asmanya (kompas.com). Selama seminggu anjing ini menunggui pemiliknya itu hingga tubuh Jonathan membusuk and mengeluarkan bau tak sedap. Proses evakuasi jenazah oleh pihak kepolisian pun berlangsung cukup alot lantaran anjing tersebut selalu berusaha melindungi Jonathan dari siapapun.


Setelah proses evakuasi berhasil, maka tinggallah anjing tersebut di rumah itu. Dianggap mengganggu dan khawatir akan menyebarkan penyakit, tidak ada yang mau memelihara anjing ini. Akhirnya polisi memutuskan untuk menembak mati anjing tersebut.


Menyikapi hal ini Leo, 29, seorang karyawan swasta mengatakan, " Seharusnya kalau takut bawa penyakit ya diperiksa saja dulu, jangan main tembak begitu. Lagipula kan anjingnya tidak menyakiti."



"Di Jepang saja sampai ada monumen untuk Hachiko, karena masyarakatnya menghargai binatang. Kalau di sini binatang pasti dianggap lebih rendah derajatnya. Manusianya kejam," ungkap Vera, seorang mahasiswi di Jakarta. Benarkah tidak ada penghargaan sama sekali terhadap anjing di negara ini? Sebaiknya masyarakat lebih belajar lagi untuk mencintai binatang. Bahkan banyak anjing-anjing liar terlantar di jalanan begitu saja. Setiap anjing terlahir dengan keunikan masing-masing. Bagaimanapun juga, anjing atau binatang lainnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sama-sama pantas untuk dihargai.



Oleh: Chrestella - 915080072

Sumber: http://m.kompas.com/news/read/data/2010.10.22.12024125

Rabu, 20 Oktober 2010

Sebuah Dilema Warga Total Persada

Hujan tidak lagi dianggap berkah oleh sebagian orang. Hujan yang dulunya mendatangakan penghidupan kini justru lebih dipandang sebagai momok yang menakutkan bagi warga kota-kota besar. Semakin maraknya pembangunan gedung dan perumahan baru tanpa kompensasi yang diberikan pada alam, menyebabkan sistem tata kelola air kota semakin buruk.

Perbandingan perumahan baru (depan) dengan perumahan Total Persada (belakang)
Hal ini nampaknya sangat menggambarkan keadaan Perumahan Total Persada yang berada di Kelurahan Gembor, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten. Lingkungan keseharian masyarakatnya sangat rentan terhadap banjir, bahkan bisa dikatakan mereka sudah sangat akrab dengan bencana yang satu ini. Tiap tahunnya wilayah ini terutama di RW 07 dan RW 08 pasti merasakan apa yang disebut “kelebihan air”. Hujan yang terjadi bukan saja menjadi penyebab satu-satunya, luapan kali Ladeg dan Cirarap yang berada disekitar perumahan Total Persada akibat kiriman air dari kota lain seperti Bogor, merupakan salah satu alasan kenapa daerah ini menjadi langganan banjir.                                   

Keadaan yang memprihatinkan ini sekarang mulai berubah. Dari penuturan warga, banjir yang menimpa perumahan Total Persada dirasakan semakin menjadi semenjak dibangunnya perumahan baru yang berada di sebelah atas perumahan Total Persada yaitu Garden City Residence. Perumahan yang dibangun oleh PT Delta Mega Sentul ini direncanakan akan mendirikan 2000 rumah baru di lahan seluas 30 hektar dengan peninggian tanah setinggi 70 cm. Saat ini sudah dibangun seratus rumah dan diperkirakan akan selesai tiga tahun mendatang.

Hartono (41), warga Total Persada yang beralamat rumah di Jalan Bogor No 18, RW07, begitu merasakan dampak negatif akibat pembangunan Garden City Residence terhadap perkembangan bencana banjir yang melanda sekitar rumahnya. “Ya, itu (pembangunan perumahan baru) bisa dijadikan alasan banjir disini, karena sebelum ada pengurukan, saya kira dengan hujan yang seperti itu banjir tidak akan separah ini. Tinggi kalipun tidak sampai segitu,” kata Hartono. Senada dengan Hartono, Sukardi (43) yang bertempat tinggal tak jauh dari rumah Hartono juga sepakat dengan penyebab banjir yang semakin parah, “Sebenarnya kemarin-kemarin agak lumayan. Ini dan itu belum dibangun. Sekarang perumahan baru dan jalanan sudah dibangun. Ya…yang menang yang tinggi, yang rendah cuma bisa diam aja.”

Atas isu yang beredar demikian pihak Garden City Residence pun angkat bicara. Manager Teknik Garden City Residence, Dik Dik Ramat Fauzi menerangkan pihak developer sendiri telah melakukan banyak antisipasi dan usaha kompensasi atas dibangunnya Garden City Residence. Pertama, sesuai rekomendasi bagian pekerja umum pemerintah kota Tangerang, maka dilakukan pelebaran Kali Wedug yang tadinya sekitar 5-7 m menjadi 15 meter. Kedua, dibuatnya danau kota Situ Bulakan yang akan menjadi tempat penampungan air jika terjadi banjir. Ketiga adalah usaha pemeliharaan sederhana Kali Cirerep, seperti membersihkan enceng gondok yang dapat menyumbat aliran air. Selain itu pihak Garden City Residence juga membangun jalan baru yang ditinggikan 70 cm, dimaksudkan agar meskipun dalam keadaan banjir, pengguna jalan tetap bisa melewati lokasi tersebut. “Intinya dengan pembangunan ini, kami berharap dapat meminimalisir banjir yang sering terjadi. Kalau sampai sama sekali bebas banjir, kami rasa sulit karena wilayah Total memang berada di bawah. Tapi paling tidak air lebih cepat dikurangi,” kata Dik Dik menuturkan pembelaan.

Entah siapa yang salah dalam penataan ruang kota ini. Kini, sebagian dari warga yang memiliki uang lebih memilih pindah, dan tak sedikit warga Total yang pindah justru memilih pindah ke perumahan baru, Garden City Residence. Memang terlihat paradoks. Di saat warga Total Persada tersudut dengan kondisi akibat pembangunan perumahan baru, sebagian dari mereka justru memilih untuk pindah ke perumahan yang diduga merupakan penyebab banjir kian parah di Perumahan Total Persada tersebut. Yang jelas, warga Total Persada masih mengharapkan perhatian pemerintah untuk melakukan suatu usaha perbaikan agar kehidupan mereka tidak selalu dibayang-bayangi oleh perasaan was-was terhadap banjir yang datangnya tidak bisa diperkirakan lagi.

Oleh : Florensia Ranny- 915080077

Simfoni Kemerdekaan

Dua bulan sudah berlalu sejak bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya yang ke – 65. Walaupun demikian, di bulan Oktober 2010 ini, semangat terhadap perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia masih tetap berkobar dan diapresiasikan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah Universitas Tarumanagara (Untar) yang mengadakan “Lomba Paduan Suara dan Karawitan Jawa Antar SMA/SMK Tingkat Nasional Tahun 2010” pada 5 Oktober 2010. Acara yang bertempat di lantai 8 Gedung M Untar ini dimulai dengan laporan dari Ketua Panitia, Ir. Ignatius Haryanto, MM serta kata sambutan oleh Rektor Untar, Dr. Monty.P.Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, DCH, Psi.

Tepat pukul 11.00 WIB, seluruh peserta sudah siap dan lomba pun dimulai. Lomba Karawitan Jawa diadakan di Graha Barat Gedung M Untar, sedangkan Lomba Paduan Suara diadakan di Graha Timur Gedung M Untar. Peserta lomba yang berpartisipasi dalam Lomba Karawitan Jawa antara lain : SMAN 1 Pacitan (Jatim), SMAN 1 Jatilawang (Jateng), SMA Regina Pacis Palmerah (Jakarta), SMA Bunda Hati Kudus (Jakarta) dan SMKN 20 (Jakarta). Sedangkan untuk Lomba Paduan Suara diramaikan oleh : SMAN 1 Klaten (Jateng), SMAN 1 Bekasi (Jabar), SMAN 2 Bekasi (Jabar), SMAN 1 Pandeglang (Banten), SMK Darussalam Tangerang (Banten), SMAN 13 (Jakarta), SMA Charitas 1 (Jakarta), SMA Tarakanita 2 Pluit (Jakarta), SMA Santa Ursula dan Kanisius (Jakarta), SMA Tarsisius 1 (Jakarta), SMKN 56 (Jakarta), Sevilla International School (Jakarta) dan SMA Bunda Hati Kudus (Jakarta).

Untuk Lomba Karawitan Jawa tiap peserta harus mempersembahkan satu lagu wajib (Mars 45) dan satu lagu pilihan (bebas). “Deg – deg an banget,” ungkap Anrieke salah satu peserta Lomba Karawitan Jawa dari SMA Regina Pacis Palmerah Jakarta ketika ditanya mengenai perasaannya sebelum lomba. Siswi berusia 16 tahun ini memuji Untar sebagai tuan rumah lomba atas persiapannya. “Fasilitas sudah lengkap dan ada komunikasi yang baik antara panitia dengan peserta,” katanya. Catur Rini, guru pendamping SMAN Jatilawang Jateng berpendapat bahwa Karawitan Jawa adalah aset nasional dan ia sangat berharap agar Karawitan Jawa dapat dikembangkan sehingga menjadi komoditas wisatawan dari mancanegara yang dapat meningkatkan pendapatan nasional. Disisi lain ia memuji Untar sebagai universitas pertama yang menyelenggarakan lomba Karawitan Jawa di ibukota. “Acara yang luar biasa sekali. Saya tidak menyangka bahwa Untar begitu memperhatikan budaya Karawitan Jawa, “ungkapnya.Sedangkan untuk Lomba Paduan Suara, lagu yang diperlombakan adalah “Hari Merdeka” untuk lagu wajib dan salah satu lagu daerah untuk lagu pilihan. Agustinus Bambang Jusana, Ketua Dewan Juri Lomba Paduan Suara mengatakan bahwa lomba kali ini adalah acara yang cukup bergengsi dengan tempat yang menunjang. Michael Budiman Mulyadi selaku salah seorang juri Lomba Paduan Suara menambahkan bahwa seorang pelatih paduan suara perlu menanamkan passion kepada anggotanya mengingat situasi perkotaan yang menarik minat anak ke tempat lain dan juga kerterbatasan jumlah pelatih paduan suara SMA.

Lomba Karawitan Jawa selesai duluan sekitar pukul 13.00 WIB, sedangkan Lomba Paduan Suara baru selesai pada pukul 15.00 WIB. Rasa tegang dan cemas meliputi para peserta yang sedang berkumpul di auditorium menunggu hasil pengumuman pemenang lomba. Sebelum pengumuman Lomba Karawitan Jawa, para juri meminta semua peserta untuk naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu wajib (Mars 45). Perpaduan suara dan gaya permainan alat musik dari sekolah – sekolah yang berbeda membentuk suatu harmoni yang indah. Setelah itu, Dewan Juri Lomba Karawitan yakni Raden Tumenggung Giono Hadi Puro, S.Kar didampingi oleh dua juri lainnya, Heru Windarto, S.Sn dan Drs. Djoko Sulistyo, M.Hum membacakan hasil lomba. Hasilnya adalah sebagai berikut :
• Juara I : SMAN I Pacitan (Jatim)
• Juara II : SMAN Jatilawang (Jateng)
• Juara III : SMA Bunda Hati Kudus (Jakarta)
• Harapan I : SMA Regina Pacis Palmerah (Jakarta)
• Harapan II : SMKN 20


Sebelum membacakan hasilnya, panitia meminta agar sekolah – sekolah peserta mengirimkan perwakilan untuk maju ke atas panggung dan menyanyikan lagu wajib (Hari Merdeka) bersama – sama. Paduan suara gabungan ini dikonduktori oleh Agustinus Bambang Jusana sendiri selaku pencipta aransemennya.
Gemuruh para hadirin memenuhi seluruh ruangan. Siswa/i dari sekolah dan latar belakang yang berbeda dapat menyatukan suara mereka dalam satu lagu “Hari Merdeka” menjadi simfoni indah yang tak akan terlupakan bagi mereka yang mendengarnya. Decak kagum hadirin masih terngiang sementara para juri mulai naik ke atas panggung untuk mengumumkan hasil lomba. Hasil Lomba Paduan Suara adalah :
• Juara I : SMAN I Klaten (Jateng)
• Juara II : SMA Santa Ursula dan Kanisius (Jakarta)
• Juara III : SMA Tarsisius I (Jakarta)
• Harapan I : SMA Tarakanita 2 Pluit (Jakarta)
• Harapan II : SMAN 13 (Jakarta)
• Penghargaan khusus kondektur terbaik : SMA Tarsisius I (Jakarta)

Para juri menyatakan kebanggaan dan antusias mereka dalam lomba kali ini serta berharap agar para peserta terus mengembangkan bakat dan talenta mereka. Acara berakhir pada pukul 16.00 WIB. Perasaan haru dan bangga terukir pada setiap wajah peserta, terutama pemenang lomba. Mereka tidak akan pernah lupa dengan pengalaman ini, berdiri diatas panggung lomba tingkat nasional dan mengumandangkan lagu “Hari Merdeka”. Lagu yang pernah dinyanyikan bangsa Indonesia 65 tahun yang lalu ketika bebas dari penjajah. Jayalah negriku, sejahterahlah bangsaku. Merdeka!

laporan oleh : Rudy (915080193)

Selasa, 19 Oktober 2010

2.000 Orang Berteriak Kepada SBY

Unjuk rasa di bundaran HI
Rabu, 20 Oktober 2010 adalah hari dimana pemerintahan SBY di Indonesia telah genap berumur satu tahun. Momentum ini dikabarkan akan diwarnai dengan aksi unjuk rasa oleh 2000 orang yang  memenuhi sejumlah tempat di ibukota. Tempat-tempat tersebut diantaranya ialah depan gedung MPR DPR, depan Istana Negara, depan Kantor Kementrian Tenaga Kerja dan Bundaran Hotel Indonesia.


Untuk menaga ketertiban keamanan dan lalu lintas, sejumlah rencana dan antisipasi telah dipikirkan untuk menghadapi kekacauan yang ,ungkin terjadi esok hari. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar, Boy Rafli Amar menghimbau agar para demonstran bisa menaatai peraturan dan undang-undang yaitu menjaga keamanan dan menghargai hak orang lain selama melakukan unjuk rasa.


Albert Novian (26) berpendapat bahwa para pengunjuk rasa sebaiknya melihat hal positif dari kinerja SBY selama ini, walaupun masih banyak kekurangan, namun kinerja SBY pasti memiliki nilai tambah. " Sby 'kan bukan dewa yang bisa ngatasin ini itu dengan cepat. Segala sesuatu perlu proses untuk mencapai keadaan yang lebih baik lagi." ujarnya.


Selain itu ia berpendapat pula bahwa kegiatan unjuk rasa ini berpotensi menimbulkan kemacetan walaupun tanpa adanya aksi ini kota Jakarta memang selalu mengalami kemacetan. "Sebenarnya yang harus diperhatikan ialah provokator yang mungkin timbul dalam aksi itu, bisa-bisa timbul bentrok dan kekacauan." tambah Albert seorang asisten dokter di Kudus ini.


Peggy Loman (24) berpendapat bahwa SBY sebagai kepala negara hendaknya diberi dukungan dan semangat dalam menghadapi tugas-tugas yang begitu banyak dan berat. "Kalau dilihat dari segi masyarakat, kita terpaksa besok harus hati-hati, takut kemana-mana kalau-kalau terjadi kerusuhan. Menggangu rasa aman banget." ujarnya.


Peggy juga mengatakan selama unjuk rasa itu bertujuan baik dan benar, caranya baik dan dapat menawarkan solusi untuk pemerintahan yang lebih baik lagi, aksi unjuk rasa ini sah-sah saja. " Jadi sebaiknya pendemo jangan asal protes saja tanpa adanya usaha untuk memberi solusi kepada pemerintah, mereka gak pikir apa yah jadi presiden itu susah?" tambah Peggy seorang asisten dokter di Jakarta.


Oleh : Lindayani 915080074
Sumber :http://megapolitan.kompas.com/read/2010/10/19/12552399/2.000.Orang.Akan.Unjuk.Rasa-8



Minggu, 17 Oktober 2010

Sporen: Tarian Pencari Jejak Tubuh

Jakarta, 16 Oktober 2010. Ada yang menarik di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada pukul 20.00 malam itu. Sekelompok penari dari Negeri Kincir Angin yang tergabung dalam Leine Roebana menampilkan pertunjukan tari berjudul Sporen atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Jejak. Leine Roebana merupakan sebuah sanggar tari yang diusung oleh dua koreografer, Andrea Liene dan Harijono Roebana yang telah berdiri sejak tahun 1990.

dok. Chrestella
Tari-tarian yang dipersembahkan oleh Leine Roebana memiliki keunikan tersendiri seperti penekanan pada unsure simetri, ritme, dan komposisi. Pilihan-pilihan musik yang mereka gunakan beragam dari mulai karya abad renaisans sampai karya konser-konser kontemporer. Setiap karya mereka ekspresif dan menantang persepsi penikmatnya.

Pada musim panas lalu, Harijono Roebana serta dua penarinya; Tim Persent dan Heather Ware bertandang ke Pulau Jawa untuk menampilkan sebuah pertunjukan bertajuk Ghost Track bersama penari-penari dari Indonesia. Hingga di musim berikutnya, pertunjukan ini mencapai skala yang lebih besar dengan menampilkan gamelan serta penari-penari dari kedua negara.

Pentas tari Sporen yang menggabungkan tari, piano serta musik string merupakan sebuah perwujudan dari tidak simetrisnya tubuh kita. Saat tubuh bagian kiri dan tubuh bagian kanan melakukan gerakan yang berbeda, masih ada satu pikiran yang mengaturnya bersama. Terpecahnya perbedaan gerak inilah yang menjadi dasar metafora 'jejak' itu sendiri, bahwa tubuh ini terpisah-pisah dan mencari jejak dari setiap fragmen yang dimilikinya.

Pada pementasan kali ini, Harijono Roebana membawa tujuh penarinya antara lain; Uri Euginio, Tim Persent, Heather Ware, Swantje Schauble, Delphine Simons, dan Erik Bos. Tidak seperti pertunjukan tari pada umumnya, jika pertunjukan tari karya anak negeri memiliki cerita di dalamnya, Leine Roebana tidak bercerita. Tidak ada awal maupun akhir, setiap penari menjadi karakternya masing-masing dan setiap gerakan melambangkan fragmen-fragmen terpisah dari tubuh itu sendiri. Misalnya ketika tubuh Tim bergerak sementara kakinya diam maka Heather dan Swantje yang akan bergerak sebagai kakinya. Setiap bagian yang mereka lakukan berujung kepada sebuah kesatuan.

dok.Chrestella
Hal lain yang tidak biasa, tidak ada hitungan dalam setiap tarian ini. Semua berjalan melalui pikiran, kebersamaan, dan kesepahaman. Jika satu penari bergerak cepat maka yang lain pun begitu, namun jika satu penari bergerak lambat penari lain harus menyesuaikan. Tentunya lambat cepat itu juga sesuai dengan alunan musik yang ada. Meskipun ada penonton yang mengeluh tidak mengerti, namun banyak pula yang memberikan apresiasi tinggi terhadap karya ini. Sporen masih akan bermain lagi di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta pada tanggal 18 Oktober nanti. Baiknya Anda jangan sampai ketinggalan!

Sabtu, 16 Oktober 2010

Jangan Sepelekan Penyakit

"Cuacanya tidak bersahabat, kadang turun hujan kadang panas sampai malas keluar rumah. Apalagi kalau badannya nggak fit pasti langsung kena penyakit seperti flu dan batuk. Makanya saya jaga betul anak saya," jelas ibu Kasih saat menanggapi cuaca buruk akhir-akhir ini. Sebagai seorang ibu, tentunya ia berharap anaknya yang masih berusia 10 tahun tidak terserang penyakit karena sekarang biaya pengobatan bisa dibilang sangat besar.

Cuci tangan banyak manfaatnya
Musim hujan yang terjadi saat ini memang dapat dikatakan lebih besar daripada tahun sebelumnya. Banyaknya bencana yang datang silih berganti menimbulkan kedukaan dimana-mana. Salah satunya akibat hujan yang turun terus menerus menyebabkan banjir hampir seluruh kawasan di Jakarta. Hujan yang tidak berhenti juga membuat orang-orang terkurung di dalam rumah karena dinginnya udara yang datang menerpa. Selain itu, mudahnya terserang penyakit merupakan hal yang paling sering terjadi.

Badan yang lemas dan tidak bertenaga serta sulit berkonsentrasi dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Umumnya di saat musim hujan datang akan muncul penyakit flu dan batuk yang dengan  mudah menyerang anak-anak.Namun, orang dewasa pun juga bisa terkena penyakit jika tidak menjaga kondisi badannya dengannya baik dan memilih makananyang bergisi serta tidak lupa minum vitamin.

Berkaitan hal itulah pada tanggal 15 Oktober 2010 yang merupakan puncak hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) Sedunia mengajak anak-anak untuk mencuci tangan mereka secara serentak. Dalam pernyataannya di harian Seputar Indonesia, leo mengatakan bahwa program itu memberikan konstribusi nyata untuk mengurangi penyakit. Melalui tindakan yang sederhana akan berdamapak luar biasa bagi bangsa ini. "Pada akhirnya budaya cuci tangan akan turut mendukung perwujudan Indoneisa yang sehat," harapnya.

"Ada kegiatan semacam itu pastinya bagus sekali dan sangat bermanfaat. Setidaknya menjaga anak-anak terhindar dari penyakit. Saya baru pertama kali mendengar hal tersebut dan pasti saya akan mendukung," papar Yanti (21) mahasiswi kedokteran menanggapi program tersebut. Sebagai calon dokter, tentunya ia berharap kelak kegiatan seperti itu sering diadakan karena penyakit tdak hanya datang waktu musim hujan saja.

Tubuh yang sehat tentu membantu kita saat beraktivitas. Ketika musim yang tidak menentu datang maka baiknya seimbangkan pola hidup sehat dengan makanan yang dikonsumsi tiap harinya. Jika mulai terasa tidak enak badan, segera periksalan diri ke dokter sebelum bertambah parah nantinya.

Sumber : Seputar Indonesia tanggal 16 Oktober 2010

Gambar : http://setengahbaya.info/wp-content/uploads/2010/07/Akibat-Tidak-Cuci-Tangan-Setelah-Mengunakan-Kamar-Mandi.jpg


- ASTRID MEILIANI ( 915080057 ) -

Jumat, 15 Oktober 2010

Lantunan Melodi Folkfore

A.Bambang. Jusana (kiri) dan Rudy (kanan)
Musik sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam hidup Agustinus Bambang Jusana, seorang komposer, musisi dan dirigen tanah air. Menyanyi menjadi kegiatan kesukaannya pada saat masih kecil, bahkan hingga sekarang. Kecintaannya terhadap musik, khususnya paduan suara semakin bertambah saat bergabung dengan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung, tempat ia menimba ilmu.

Pria berkacamata ini mendapatkan kehormatan untuk memimpin dan membina Paduan Suara Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha Bandung pada tahun 2001. Tidak berhenti sampai di tingkat universitas, pada tahun 2004 ia dipercayakan untuk memimpin serta membina Perbanas Institute Choir Jakarta.

Mas Bambang, demikianlah panggilan akrab untuk komposer yang telah membawa PSM UK Maranatha Bandung sebagai juara bertahan sebanyak tiga kali berturut – turut untuk kategori Mixed Choir pada “Festival Paduan Suara Institut Teknologi Bandung” pada tahun 2004, 2006 dan 2008. Pada Juli 2010 lalu, ia membawa PSM UK Maranatha Bandung menjadi pemenang juara I untuk kategori Folkfore dan Mixed Choir serta memperoleh penghargaan The Best Interpretation dalam lomba paduan suara yang sangat prestisius di Eropa yakni 47 Internationaler Chorwettbewerb Spittal di kota Spittal, Austria Ia mengkhususkan dirinya pada jenis musik daerah dan klasik yang merupakan bidang yang tergolong sulit dalam belantika dunia musik.

“Kreatif itu adalah to create. Kreativitas tidak bisa datang dengan sendirinya. Semuanya itu harus dilatih, dibiasakan dan dipikirkan.”, jawabnya ketika ditanya mengenai cara berpikir kreatif. Tentang lagu pertama yang diaransemen olehnya, ia bercerita bahwa di Bandung dulu ada sebuah kelompok sangat membutuhkan sebuah lagu daerah untuk dinyanyikan. “Masalahnya jaman dulu lagu daerah yah gitu – gitu aja. Terakhirnya saya coba untuk membuat aransemen lagu daerah dan hasilnya dipakai oleh kelompok tersebut”, tuturnya.


Ia mengaku tidaklah mudah untuk menciptakan sebuah lagu. Butuh proses yang berhari – hari bahkan berminggu – minggu. Ia tidak memungkiri bahwa pada awalnya banyak kesalahan yang terjadi. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya. “Karena suka, saya mencipta dan mencipta terus. Lagu yang saya diciptakan kemudian dibawakan orang dan itu menjadi inspirasi bagi saya untuk mencipta lebih lagi.”, jawabnya.

Hambatan sudah menjadi makanan sehari – hari bagi orang kreatif. Hal tersebut juga dialami oleh Bambang. Menghasilkan sebuah aransemen membutuhkan banyak waktu, tenaga dan pikiran. Kesalahan dalam menggubah komposisi not dan lirik lagu selalu menjadi masalah. Belum lagi perjalanan pulang pergi Jakarta – Bandung menjadikan waktu berkreasi semakin singkat. Oleh karena itu ia selalu menekankan untuk melatih dan membiasakan diri berkreasi dalam semua bidang.

Walaupun masalah tetap ada, namun Bambang termasuk orang yang cukup beruntung. Banyak orang kreatif yang mendapat kecaman ataupun ketidaksenangan atas hasil karyanya. Namun ia mengaku sampai sekarang tidak ada pihak yang menentangnya dalam menggubah lagu daerah.

Ketika ditanya tentang manfaat karyanya, pria yang biasanya bersuara lantang ini menjawab dengan tersipu malu. “ Banyak paduan suara meminta lagu folkfore yang sudah diaransemen kepada saya untuk dinyanyikan dalam perlombaan. Yah, saya bantu.”, ujarnya. Tidak dapat dipungkiri, banyak paduan suara di Jakarta maupun Bandung yang terbantu dengan karyanya. Salah satunya adalah Paduan Suara Universitas Tarumanagara (PSUT) yang memenangkan lo sebuah lomba paduan suara tingkat universitas bertaraf international “Venezia in Musica 2009” di Venesia, Itali dengan menyanyikan lagu Yamko Rambe Yamko aransemennya.

Sekarang warna musik di Indonesia semakin kaya. Bukan hanya lagu – lagu barat yang dinyanyikan. Lantunan melodi lagu daerah mulai terdengar lagi. Lagu daerah yang sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat informasi sekarang ini terasa hidup kembali. Semua bermula dari kecintaan seorang Agustinus Bambang Jusana terhadap musik tanah air.

oleh : Rudy (915080193)

Selasa, 12 Oktober 2010

Kreatif? Kere tapi Aktif!

Muda dan kreatif, mungkin hal itu yang melintas dalam pikiran ketika kita melihat sosok Yehuda Gabrielita. Sebatang rokok terselip diantara jari-jari kanannya, sehelai sapu tangan diikatkannya ke leher membentuk sebuah ikatan unik, dan masih ada yang tidak kalah unik; kacamata bulat besar yang membingkai kedua matanya.

dok.facebook
Gabriel, dua puluh empat tahun usianya. Anak pertama dari dua bersaudara ini menjejakkan kaki di Institut Kesenian Jakarta pada tahun 2004 dan lulus di tahun 2009. Pekerjaannya beraneka macam, dari penulis skenario, membuat ilustrasi musik hingga bermain pantomim.

Perjalanannya dalam dunia teater dimulai ketika Ia melihat Gedung Teater Luwes di kampusnya dan tergerak untuk bergabung dengan seni teater yang disebut-sebut orang sebagai puncak kesenian karena menggabungkan segala jenis kesenian dari seni rupa, seni tari, dan seni musik. Pengalaman pertamanya bermain pantomim berawal dari ajakan seorang teman untuk bermain pantomim dalam peluncuran film Ungu Violet.

Sedangkan dalam dunia menulis, diakui ide biasa datang dari perjalanan kehidupan sehari-hari, bahkan dari rumput-rumput liar yang tumbuh disela bebatuan. “Ide bisa datang dari mana saja, tetapi ide tidak akan datang kepada orang yang malas,” ungkapnya.

Awal kecintaannya pada menulis Ia akui berasal saat duduk di bangku SMP, kenakalannya di masa SMP membuat sang ayah kerap kali memukulinya. Hal ini memberikan tekanan pada kemampuan berbicaranya sehingga Ia sulit bicara atau gagap. Memiliki kemampuan terbatas pada bahasa lisan, Ia pun menumpahkan isi pikirannya lewat tulisan. Kini Ia aktif menulis dan menyutradarai teater Pangudi Luhur yang dinamai Pangudi Luhur School of Brave serta di beberapa sekolah lainnya. Ia juga menulis untuk Departemen Kesehatan mengenai Hari Kesehatan Nasional tanggal 30 November nanti.
Lalu, apakah kreativitas itu datang begitu saja? Tidak. “Kreatif itu kere tapi aktif,” jawabnya iseng. Bagi Gabriel, kreativitas merupakan suatu kontradiksi dari kelemahan seseorang. Misalnya semasa kecil Ia memiliki kelemahan dalam berbicara maka Ia tuangkan kreativitasnya melalui menulis, atau pendengaran seorang penderita tuna netra yang sangat tajam.

Pekerjaan demi pekerjaan yang Ia jalani pun bukan hanya membawa manfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga orang lain. Ia jadi mampu lebih menguasai dirinya dan lebih dewasa. Selain itu, Ia dapat menghibur orang lain dengan apa yang dilakukannya dan bahkan melakukan kritik-kritik sosial kepada lingkungan masyarakat baik melalui tulisan maupun aksinya dalam bermain teater.
Oleh: Chrestella 915080072

Minggu, 10 Oktober 2010

Jimmy: Merenovasi Taman, Merekatkan Warga

Wahana permainan anak
setelah di renovasi
Jimmy, adalah penggagas pertama direnovasinya taman seluas 70x20 di regensi 1, RW017, Tangerang. Jimmy, atau yang akrab dipanggil Ayau ini telah mengubah taman yang dulunya tidak terurus menjadi berdaya guna dengan memperbaiki sebuah wahana permainan anak-anak, dibangunnya sebuah gazebo di tengah-tengah taman, area jogging track, hingga sarana pijat refleksi menggunakan deretan batu-batu kecil yang terbuat dari batu menyerupai batu pualam yang disemen. Tak lupa juga di taman itu ditanami oleh berbagai tumbuh-tumbuhan, seperti tumbuhan hias hingga tanaman berbuah, seperti pohon delima, serikaya, mangga, jeruk limau, sawo, dan sebagainya.

Awalnya kondisi taman tersebut baik adanya dengan pengelolaan dan pemeliharaan dari pihak developer perumahan Regensi 1. Namun seiring berjalannya waktu, pengelolaan dan pemeliharaan taman akhirnya diserahkan sepenuhnya pada warga. Lahan taman kemudian menjadi tidak terurus karena tidak ada perhatian yang cukup dari warganya. Wahana permainan anak yang semula bagus lama kelamaan mengalami kerusakan hingga berkarat dan tidak layak dipergunakan lagi. Kerusakan taman itu pun semakin parah karena sering kali dilewati kendaraan bermotor, baik sepeda motor hingga truk sebagai jalan pintas. Akibatnya tanah taman menjadi tidak rata dan banyak yang ambles. Keadaan taman akan lebih memprihatinkan jika malam tiba. Tidak adanya penerangan, menyebabkan taman yang seharusnya adalah tempat yang menyenangkan berubah menjadi terkesan menyeramkan.

Hal ini terus berlangsung hingga Ayau berinisiatif untuk membangun dan merenovasi ulang taman yang dulunya banyak didatangi anak-anak ini. Semuanya ia lakukan dengan sukarela, mulai dari biaya bahan baku hingga ongkos pekerja yang tentu jumlahnya tidak sedikit. Lelaki kelahiran Medan, 14 November 1968 yang berprofesi sebagai pengusaha garmen sekaligus kontraktor ini mengaku latar belakang dan motivasi melakukan hal ini lebih dikarenakan oleh faktor kebersihan, ”Ya awalnya sih cuma pengen buat lingkungan jadi bersih aja. Kan enak kalau lingkungan bersih,” tuturnya. Ia mengungkapkan bahwa ia tidak keberatan dengan pembangunan sarana umum menggunakan biaya pribadi, ”Nah justru itu, kalau kita pakai sendiri kurang enak, kalau biasa dipakai rame-rame kenapa tidak, justru akan lebih menyenangkan karena lebih berdaya guna,” ungkapnya.
Gazebo yang berada
 di tengah-tengah taman

Warga sekitar sangat antusias dengan pembangunan taman ini. Salah satunya seperti yang diungkapkan Yap Giok Eng (46), seorang ibu rumah tangga. ”Sangat bagus pembangunan taman ini. Sekarang taman dilihat juga enak, kalau malam terang tidak menakutkan lagi,” ungkap wanita yang berlokasi rumah berseberangan dengan rumah Ayau ini. ”Sangat terbantu sekali dengan usaha dari Ayau untuk membangun taman ini. Ayau memang saya akui orangnya baik, tidak perhitungan, dan royal. Walaupun sarana umum, dia masih mau memperhatikan, jalanan yang rusak pun pernah ia perbaiki,” ungkapnya menceritakan sosok Ayau di matanya.

Pembangunannya sendiri dimulai sejak awal bulan Agustus tahun ini. Walaupun fungsi taman sebagai tempat berkumpul dan bermain telah dikembalikan, tentu sangat disadari Ayau perlunya perawatan dan pemeliharaan secara berkala. Setiap satu atau dua bulan sekali Ayau selalu menyewa tenaga tukang kebun untuk memotong rumput yang semakin meninggi dan menyirami seluruh tanaman yang ada di taman itu. Tahap perenovasianpun diakuinya belumlah selesai. ”Kita lihat saja nanti, kalau masih ada yang kurang saya akan menambahkannya lagi, tentu melihat dana yang tersedia juga,” ungkap Ayau yang telah menghabiskan dana sebesar 25 juta rupiah ini.

Ayau merupakan salah satu sosok yang sangat menginspirasi berkat usaha kreatifnya. Di saat warga lain acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar, ia justru berusaha memperbaikinya sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Berkat usaha dan kerja kerasnya itulah, kemudian muncul hal-hal positif yang tak terduga sebelumnya dari para warga. Selain untuk sarana kesehatan melalui jogging track dan area pijat refleksi, di gazebo taman yang berukuran cukup besar bisa dilakukan banyak aktivitas, mulai hanya sekedar ngobrol-ngobrol sore, rapat RT/RW, sampai tempat mengadakan pesta kecil seperti acara minum teh sore yang diadakan rutin oleh ibu-ibu RW017. Secara tidak langsung melalui pembangunan taman ini, disadari atau tidak merupakan awal adanya rasa kebersamaan dan kekeluargaan warga yang sempat pudar, dimana yang pada awalnya hubungan dengan tetangga lenggang sekarang menjadi lebih dekat. 


Oleh : Florensia Ranny- 915080077

Sabtu, 09 Oktober 2010

Kreatif dengan Mengenalkan Nail Art sebagai Hobi

Muda, cantik dan berbakat. Inilah kesan pertama kala bertemu dengan Gabriella Gemi Halim atau akrab dipanggil Gaby. Penampilannya yang menarik dengan gayanya yang ceria dan sikapnya yang bersahabat membuat suasana disekitarnya terasa nyaman dan menyenangkan. Anak pertama dari empat bersaudara ini yang lahir di Jakarta, 15 Januari 1989 adalah seseorang yang sangat mencintai seni dan desain.

Di usianya yang masih tergolong muda, ia sudah mampu menghasilkan uang sendiri. Dengan modal sendiri dan kemauan yang keras, ia berhasil membuka suatu usaha online yang menjual produk-produk Nail Art maupun pembuatan produk kuku itu sendiri. Sempat mengenyam pendidikan di INTI College selama beberapa waktu, namun karena kesibukan dan jadwal yang padat akhirnya Gaby memilih untuk berhenti kuliah demi mengejar cita-citanya itu.

"Berhenti kuliah untuk mengejar impian, saya pikir tidak apa-apa selama dia mampu membuktikan bahwa keputusan yang diambilnya tepat dan yang paling penting harus bertanggung jawab dan menerima resiko yang mungkin terjadi di depannya nanti", ujar Anita, 21 tahun, mahasiswi psikologi saat menanggapi hal tersebut. Menurutnya, di zaman sekarang ini pendidikan memang menjadi suatu standar yang menjadi ukuran bagi seseorang dalam menilai kemampuan yang dimilikinya, akantetapi semuannya kembali ke diri masing-masing pribadinya.

Selain membuka usaha, Gaby pun juga mengajar bagaimana membuat Nail Art. Biasanya, pelajaran yang diajarkan lebih diarahkan kepada proses untuk membuat suatu produk yang sudah jadi daripada harus belajar teorinya dulu. Sehingga saat mereka belajar, mereka dapat membawa pulang hasil karya mereka. Setiap karaya yang dibuat pasti akan berbeda-beda karena mencerminkan gaya dan keunikan setiap peserta didiknya.

Gaby menjelaskan, "Ide untuk mengkreasikan produk bisa muncul dimana saja, misalnya dari buku, majalah, tv dan lainnya. Jika ada minat untuk belajar pasti bisa, jangan merasa bahwa hal itu susah dan tidak lupa untuk latihan terus menerus", ungkapnya. Baginya yang penting adalah semua orang tahu tentang Nail Art, bukan hanya sekedar bisnis saja. Selepas berhenti kuliah, ia pun mengikuti berbagai kursus Nail Art.

Meski tidak menyelesaikan kuliah dan harus melewati berbagai hambatan dan tantangan, ia tidak pernah menyesali keputusannya itu. Ia ingin agar setiap orang mempunyai motivasi dalam dirinya masing-masing. Kreatif atau tidak itu bukanlah suatu penghalang karena semuanya bisa dipelajari. Bagi Gaby sendiri kreatif merupakan upaya kita melawan arus dengan menciptakan keunikan tersendiri dan tentunya berbeda dengan orang lain.



- Astrid Meiliani (915080057) -

Selasa, 05 Oktober 2010

Tarif Parkir di Ibukota Akan Naik

Setelah dikejutkan dengan naiknya harga daging dan beberapa bahan pokok pada saat lebaran, sekarang masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta harus bersiap – siap menghadapi kenaikan harga parkir. Wartakota online edisi Selasa, 5 Oktober 2010 menyebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyetujui kenaikan tarif parkir yang sedang dikaji pemerintah provinsi bersama dengan DPRD.

Foke, demikian panggilan akrab untuk Fauzi Bowo mengatakan bahwa tarif parkir di Indonesia termasuk yang paling murah di dunia. Wakil Ketua DPRD DKI Inggard Joshua mengatakan pihaknya meminta Pemprov DKI mengkaji ulang kenaikan tarif parkir sebagai solusi mengurangi kemacetan di Jakarta. Wita, seorang sales marketing di sebuah perusahaan fotografi untuk pernikahan setuju dengan pernyataan Inggard. “Positifnya kalau tarif parkir naik, kendaraan jadi berkurang”, ungkapnya. Namun ia tidak setuju dengan kenaikan tarif parkir ini karena Wita tidak merasakan keuntungan yang didapat dengan membayar lebih.

Dalam Peraturan Gubernur (Pergub) dijelaskan besaran tarif parkir untuk mobil pada jalan golongan A adalah Rp 1.000 dan dapat dipungut secara progresif jika tersedia alat ukur parkir. Sementara untuk jalan golongan B, tarif parkir untuk mobil ditetapkan sebesar Rp 1.000 untuk sekali parkir dan tarif motor Rp 500. Sedangkan untuk pelataran parkir dan gedung parkir, tarif ditetapkan lebih besar yakni untuk mobil sebesar Rp 3.000 pada jam pertama dan Rp 1.500 untuk setiap tambahan jam berikutnya sedangkan tarif motor Rp 750 per jam.

Disisi lain, Leonard, seorang wiraswasta di Tanah Abang menyatakan kesetujuannya apabila tarif parkir dinaikkan. “ Kalau naik ya gak apa, yang penting harus sebanding”, ujar pria berusia 24 tahun tersebut. Kesetujuan Leonard didasarkan asumsinya bahwa tarif yang dinaikkan harus sesuai dengan fasilitas yang didapat oleh pengguna parkiran.

Foke mengatakan kenaikan tarif parkir diberlakukan dengan cara zonasi yang lebih ketat."Kami perlu tarif parkir yang wajar, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu murah, sehingga masyarakat tidak menganggap gampang”,ujarnya

Hal terpenting bukanlah naik atau tidaknya tarif parkir, namun bagaimana masyarakat dapat menyikapinya dan melihat dari segi positif serta mendukung hal – hal yang bermanfaat bagi bangsa dan negara kita ini.

-Rudy-
915080193

Senin, 04 Oktober 2010

Antikorupsi, Pelajaran Wajib Tahun 2011

Seruan antikorupsi sebenarnya sudah menjadi tuntutan lama dari masyarakat Indonesia. Berbagai usaha pun telah diusahakan untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu sumber keboborokan itu, seperti dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Sekarang ada wacana baru yang muncul. Kementerian Pendidikan Nasional dan Komisi Pemberantasan Korupsi sepakat memasukkan pendidikan antikorupsi di semua sekolah, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Program pemerintah ini direncanakan akan mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2011. Dengan adanya hal ini diharapkan dapat memberikan pendidikan karakter berkenaan dengan antikorupsi yang kuat untuk generasi muda.

Berkaitan dengan rencana program baru pemerintah ini, Hosea (20), mengungkapkan pendapatnya. “Kayaknya program ini kurang efektif,  karena pada dasarnya korupsi itu bukan cuma karena kurang kesadaran, tapi masalahnya terletak pada sistem yang tampak jelas dan mudah digunakan,” ungkapnya. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Tangerang ini berpendapat rasanya kurang tepat jika pendidikan antikorupsi dijadikan mata pelajaran di sekolah-sekolah. “Lah yang korupsi bukan anak sekolahan kok,” ungkapnya, “Sebenarnya harus ada badan pengawas yang bisa dipercaya dan memiliki wewenang yang jauh independen dari KPK yang sekarang.”

Berbeda dengan Hosea, Yosef Riyanto (16), seorang siswa SMA mengaku menyetujui program pemerintah yang satu ini. “Ya kalau memang tujuannya baik, ya gak masalah. Asal sumber korupsi yang ada sekarang juga dijadikan perhatian,” jelasnya

Apakah program ini akan jadi dicanangkan dan bakal berjalan efektif? Apakah bangsa ini masih bisa diselamatkan atau tidak, kita lihat saja nanti, 

Oleh : Florensia Ranny (915080077)

          google.com (gambar)

Sate Wahab, Sate Unik Tak Bertusuk

Ketika kita membayangkan hidangan sate, tentu timbul di pikiran kita tentang daging ayam atau kambing yang ditusuk dengan sebilah bambu. Namun hal ini akan terasa berbeda jika kita mengunjungi salah satu tempat bersantap yang ada di daerah Tangerang ini. Ya, Warung Barokah Pak Wahab atau yang sering dikenal sebagai Sate Wahab. Tak perlu jauh-jauh ke daerah Jakarta, tak perlu dalam-dalam merogoh kantung dan dompet, sebab di jalan Imam Bonjol  No. 79 ini, kita bisa menikmati seporsi sate kambing dengan harga Rp 10.000,-. Murah bukan?

Proses pembuatan sate kambing asli resep sendiri ini dengan memakai daging kambing yang masih muda, sehingga menambah kenikmatan rasa tanpa harus mengecap bau kambing yang kadang terasa di dalam dagingnya. Daging kambing dipotong kecil-kecil lalu ditusukkan ke sebuah bambu berukuran besar dan dibakar serta diberi bumbu. Setelah matang, daging dipotong kecil-kecil lalu diberi bumbu kacang dan siap untuk menggoyang lidah para penikmatnya.

Awalnya, Pak Haji Wahab, pemilik dari warung sate ini telah berjualan sejak tahun 1978. Dengan ketekunan dan kualitas yang terus ditingkatkan dan dijaga, kini beliau telah memiliki tempat untuk berjualan sendiri bahkan membeli sebuah area untuk dijadikan tempat parkir. Haji berumur 63 tahun ini berbagi cerita bahwa ia selalu membeli kambing muda yang terbaik untuk menambah cita rasa masakannya. "Saya juga pake kacang yang kecil-kecil jadi manis Neng rasanya. Kalau warung sate lain biasanya pake kacang tanah yang besar." tambahnya.

Mencicipi sate kambing dan sop kambing ini memang tidak cukup satu kali. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Ridwan (45). Ia mengaku telah berkali-kali mampir ke warung ini untuk mengulang kenikmatan yang ada di setiap gigitan saat menyantap sate kambing. " Rasanya beda dari yang lain, cocok di lidah saya. Unik juga, sate tapi ga ditusuk-tusuk." ujar pria yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil ini.

Yani (20) memiliki kesan tersendiri dengan sate Wahab ini, porsinya yang pas dan harganya yang terjangkau membuat mahasisiwi ini berkali-kali datang dan tak pernah merasa kecewa dengan rasa dan harganya. " Lagipula satenya tidak ditusuk-tusuk jadi gampang makannya dan lebih bersih juga." ujarnya.

Menikmati hidangan sate ini terasa tak ada ruginya. Warung yang berdiri lebih dari 30 tahun ini selalu ramai dari jam 15.00 WIB sampai 21.00WIB. "Kadang jam 7 atau 8 juga sudah habis dagangannya, biasanya hari Sabtu dan Minggu." ujar Pak Haji Wahab yang mengaku menghabiskan 7 ekor kambing setiap harinya di warung Barokah ini.

Oleh : Lindayani (915080074)
Sumber : http://www.detikfood.com/read/2010/04/23/151417/1344233/290/ketagihan-sate-kambing-batibul-pak-wahab
http://www.google.co.id/imglanding?q=sate+wahab&um=1&hl=id&sa=N&biw=1700&bih=723&tbs=isch:1&tbnid=AmoAZwjBNZ0-UM:&imgrefurl=http://jajanankuliner.com/2008/10/27/coba-jajanan-enak/

Jumat, 01 Oktober 2010

Hujan Menghambat Aktivitas Warga Jakarta

Dinginnya malam disertai angin yang kencang dan suara rintik-rintik hujan membuat suasana di sekitarnya terasa melelahkan. Selama beberapa pekan terakhir, Jakarta terus dilanda hujan. Biasanya menjelang sore saat jam sibuk pulang kantor, warga Jakarta harus merasakan udara dingin yang menghampiri mereka. Tanah yang basah, jalanan yang becek serta padatnya kendaraan membuat setiap orang malas untuk bergerak.

Dalam Tempointeraktif online tanggal 25 September 2010, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yag diwakili oleh Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian menyatakan, bahwa cuaca ekstrim masih akan terjadi  saat sore hari, terutama di akhir pekan ini. Cuaca ekstrim ini terjadi karena siklus basah dan kering yang terlalu cepat akibat La Nina dan pemanasan global. 

" Paling sering hujan turun pas jam pulang kantor, jadi malas banget kalau mau pulang. Tapi kalau tunggu reda bisa sampai malam. Mending kalau ada kendaraan pribadi! Ini kan naek bus, lama nunggunya," ujar Regin, salah seorang pegawai swasta di daerah Tanjung Duren. Menurutnya, hujan yang datang selama sepekan ini sangat mengganggu kegiatannya, terutama pekerjaannya yang sebagai marketing membuatnya merasa kerja dua kali lipat disaat hujan datang.

Foto : Dok. Google
Nina (21), mahasiswi salah satu perguruan swasta di Jakarta menjelaskan bahwa hujan yang turun hampir setiap hari baik pagi maupun sore membawa pengaruh yang cukup besar dalam akitivitasnya sehari-hari. " Setiap hari kalau mau pergi kuliah jalanan jadi macet pas hujan. Kalau mau pulang kuliah juga kadang banjir, jadi serba salah kalau mau kemana-mana. Apalagi saat mau cari bahan tugas, kesel banget" sesalnya. Nina yang merupakan mahasiswa jurnalistik mengungkapkan bahwa hujan yang datang seringkali membuat dirinya tidak berkutik.

Hujan yang turun sepekan ini tidak hanya menghambat aktivitas masyarakat tapi juga menyebabkan timbulnya penyakit. Cuaca yang kadang panas terkadang dingin membuat virus penyakit dengan mudah menyebar dan hinggap di tubuh seseorang. Ketidaksiapan seseorang saat hujan tiba dan daya tahan tubuh yang berbeda-beda memang sangat memungkinkan. Untuk itu, pentingnya minum vitamin dan istirahat yang cukup serta sedia payung sebelum hujan akan lebih baik dilakukan daripada terlambat nantinya. 

Selain itu, BMKG juga menyatakan beberapa daerah yang akan terkena cuaca ekstrim ini melingkupi seluruh Jawa, Sumatera bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, serta Sorong, Timika, dan Biak di wilayah Papua. Tidak ada yang tahu sampai kapan hal ini akan terus berlanjut. Oleh karenanya, akan lebih baik setiap individu bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan tidak lupa untuk selalu siap sedia.



- Astrid Meiliani (915080057)-

Q! Film Festival Menuai Protes FPI

Jakarta, 1 Oktober 2010. Belum lama, berita Jakarta ramai diwarnai oleh pemberitaan mengenai kecaman kelompok agama Front Pembela Islam (FPI) terhadap sebuah festival film yakni Q! Film Festival (QFF), yang mengambil tema LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) untuk festivalnya tahun ini. Festival film ini dianggap buruk dan merusak moral bangsa Indonesia.

foto: dok. google
Pada dasarnya QFF ini dimulai pada tahun 2002 oleh beberapa wartawan lepas yang akhirnya menamakan diri mereka Q! Munity. Tema pertama QFF adalah HIV/AIDS. Sejak kemunculan pertamanya, QFF sudah menuai kecaman dari beberapa pihak terutama kelompok-kelompok Islam fanatik. Namun sebenarnya, QFF mencoba untuk membuka mata masyarakat agar peduli dengan kaum-kaum LGBT ini yang seringkali dikucilkan dalam lingkungan-lingkungan sosial.

Sandra, 20, sukarelawan QFF mengungkapkan bahwa para mahasiswa yang ikut berdemonstrasi menentang festival film ini tidak memiliki pikiran yang terbuka. QFF bukan hanya soal LGBT saja tetapi juga tentang cinta serta bagaimana melihat kehidupan dari sisi yang berbeda. Menurutnya menjadi homoseksual bukanlah suatu hal yang tabu atau dosa. Dosa atau tidak biar Tuhan yang menentukan, "FPI bukan Tuhan, jadi jangan  menghakimi," tuturnya.

Sedangkan salah seorang penonton, Christopher, 29, seorang warga negara asing mengatakan festival ini merupakan suatu kreasi yang bagus. Walaupun Indonesia tidak terlalu terbuka dengan isu homoseksual, namun festival film dibuat dengan matang dan disajikan dengan baik sekali. Tentang kecaman dari FPI, pria yang akrab disapa Chris ini mengatakan, "Hal ini merupakan satu langkah mundur bagi Indonesia. Saya membaca berita ini di website Guardian.co.uk, yang berarti dunia internasional pun tahu mengenai hal ini, dan aksi ini membuat refleksi yang buruk tentang Indonesia di mata internasional."

Sementara itu pihak QFF sendiri mengatakan melalui situs resminya bahwa festival film ini akan terus berlanjut dengan adanya perubahan jadwal pemutaran film seiring dengan adanya insiden penghentian paksa dari FPI beberapa waktu lalu. Aksi penentangan festival film ini merupakan tindakan yang kesekian kalinya oleh FPI dalam menggugat kebebasan berekspresi masyarakat. Festival film yang dipersiapkan secara apik dan menarik oleh tim Q! Munity pun bukan dihargai sebagai wujud sebuah seni malah ditentang keberadaannya. Hal ini mungkin dapat dijadikan bahan renungan bagi setiap orang bahwa keindahan sebuah karya seni tidak mengenal batas atau pun golongan tertentu.

oleh: Chrestella - 915080072