Wahana permainan anak setelah di renovasi |
Awalnya kondisi taman tersebut baik adanya dengan pengelolaan dan pemeliharaan dari pihak developer perumahan Regensi 1. Namun seiring berjalannya waktu, pengelolaan dan pemeliharaan taman akhirnya diserahkan sepenuhnya pada warga. Lahan taman kemudian menjadi tidak terurus karena tidak ada perhatian yang cukup dari warganya. Wahana permainan anak yang semula bagus lama kelamaan mengalami kerusakan hingga berkarat dan tidak layak dipergunakan lagi. Kerusakan taman itu pun semakin parah karena sering kali dilewati kendaraan bermotor, baik sepeda motor hingga truk sebagai jalan pintas. Akibatnya tanah taman menjadi tidak rata dan banyak yang ambles. Keadaan taman akan lebih memprihatinkan jika malam tiba. Tidak adanya penerangan, menyebabkan taman yang seharusnya adalah tempat yang menyenangkan berubah menjadi terkesan menyeramkan.
Hal ini terus berlangsung hingga Ayau berinisiatif untuk membangun dan merenovasi ulang taman yang dulunya banyak didatangi anak-anak ini. Semuanya ia lakukan dengan sukarela, mulai dari biaya bahan baku hingga ongkos pekerja yang tentu jumlahnya tidak sedikit. Lelaki kelahiran Medan, 14 November 1968 yang berprofesi sebagai pengusaha garmen sekaligus kontraktor ini mengaku latar belakang dan motivasi melakukan hal ini lebih dikarenakan oleh faktor kebersihan, ”Ya awalnya sih cuma pengen buat lingkungan jadi bersih aja. Kan enak kalau lingkungan bersih,” tuturnya. Ia mengungkapkan bahwa ia tidak keberatan dengan pembangunan sarana umum menggunakan biaya pribadi, ”Nah justru itu, kalau kita pakai sendiri kurang enak, kalau biasa dipakai rame-rame kenapa tidak, justru akan lebih menyenangkan karena lebih berdaya guna,” ungkapnya.
Warga sekitar sangat antusias dengan pembangunan taman ini. Salah satunya seperti yang diungkapkan Yap Giok Eng (46), seorang ibu rumah tangga. ”Sangat bagus pembangunan taman ini. Sekarang taman dilihat juga enak, kalau malam terang tidak menakutkan lagi,” ungkap wanita yang berlokasi rumah berseberangan dengan rumah Ayau ini. ”Sangat terbantu sekali dengan usaha dari Ayau untuk membangun taman ini. Ayau memang saya akui orangnya baik, tidak perhitungan, dan royal. Walaupun sarana umum, dia masih mau memperhatikan, jalanan yang rusak pun pernah ia perbaiki,” ungkapnya menceritakan sosok Ayau di matanya.
Pembangunannya sendiri dimulai sejak awal bulan Agustus tahun ini. Walaupun fungsi taman sebagai tempat berkumpul dan bermain telah dikembalikan, tentu sangat disadari Ayau perlunya perawatan dan pemeliharaan secara berkala. Setiap satu atau dua bulan sekali Ayau selalu menyewa tenaga tukang kebun untuk memotong rumput yang semakin meninggi dan menyirami seluruh tanaman yang ada di taman itu. Tahap perenovasianpun diakuinya belumlah selesai. ”Kita lihat saja nanti, kalau masih ada yang kurang saya akan menambahkannya lagi, tentu melihat dana yang tersedia juga,” ungkap Ayau yang telah menghabiskan dana sebesar 25 juta rupiah ini.
Ayau merupakan salah satu sosok yang sangat menginspirasi berkat usaha kreatifnya. Di saat warga lain acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar, ia justru berusaha memperbaikinya sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Berkat usaha dan kerja kerasnya itulah, kemudian muncul hal-hal positif yang tak terduga sebelumnya dari para warga. Selain untuk sarana kesehatan melalui jogging track dan area pijat refleksi, di gazebo taman yang berukuran cukup besar bisa dilakukan banyak aktivitas, mulai hanya sekedar ngobrol-ngobrol sore, rapat RT/RW, sampai tempat mengadakan pesta kecil seperti acara minum teh sore yang diadakan rutin oleh ibu-ibu RW017. Secara tidak langsung melalui pembangunan taman ini, disadari atau tidak merupakan awal adanya rasa kebersamaan dan kekeluargaan warga yang sempat pudar, dimana yang pada awalnya hubungan dengan tetangga lenggang sekarang menjadi lebih dekat.
Oleh : Florensia Ranny- 915080077
Oleh : Florensia Ranny- 915080077
Tidak ada komentar:
Posting Komentar