Rabu, 29 September 2010

Progam Kerja BEM yang Pertama Akan Segera Diselenggarakan

Pada tanggal 24-26 September 2010 lalu, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumangara menyelenggarakan Rapat Kerja Mahasiswa (Rakerma). Kegiatan yang bertempat di Kampus 4 Universitas Tarumanagara, Lippo Karawaci ini, telah menghasilkan kesepakatan dan keputusan bahwa dana fakultas sebesar Rp 50 juta, akan dialokasikan untuk program kerja DPM sebesar Rp 15 juta dan Rp 35 juta untuk program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Untuk BEM sendiri dana tersebut termasuk untuk penyelenggaraan program-program kerja tiga lembaga minat dan bakat di bawah naungan BEM, yaitu 'Oranye' (kelompok perminatan jurnalistik), 'I-focus' (kelompok perminatan fotografi), dan 'Creadzy' (kelompok perminatan periklanan).
 
Berkaitan dengan pengalokasian dana tersebut, BEM dibawah pimpinan Chandra Zulkaernen untuk periode jabatan 2010-2011, telah menetapkan lima progam kerja untuk setahun ke depan. Lima program tersebut adalah Fikom Expo, Piala Dekan, Seminar, Art Festival, dan Pendidikan Dasar (Diksar) anggota BEM baru.
 
Ivana Carolin, salah seorang mahasiswi Fikom Untar, mengungkapkan dukungannya terhadap program kerja BEM ini, ”Asalkan dikemas dengan menarik pasti akan mendukung banget. Ini membuat fikom semakin eksis dan terkenal, jadi kita bisa unjuk gigi ke fakultas lain.” Mahasiswi angkatan 2009 yang memilih Art Festival sebagai program yang paling ditunggu ini juga menyampaikan harapannya mengenai progam kerja BEM ke depan. ”Harapannya supaya semakin kreatif dan semakin melibatkan banyak mahasiswa. Buat yang heboh, dan selalu ada unsur budaya,” jelasnya.
 
Chandra sendiri mengaku optimis akan rencana program kerja yang telah disusun. Oleh karena itu ia menghimbau dan mengharapkan pertisipasi aktif dari seluruh civitas Fikom Untar, terutama mahasiswa demi menyukseskan progam kerja yang ada.
 
Sekedar informasi, Fikom Expo merupakan program pertama yang akan di selenggarakan BEM. Kegiatan berupa rangkaian seminar ini direncanakan berlangsung selama empat hari dimana masing-masing hari mengangkat satu tema dari tiga tema perminatan Fikom Untar, yaitu Publik Relation, Periklanan, dan Jurnalistik, serta fotografi sebagai tema ke-4. Program ini direncanakan akan diselenggarakan pada pertengahan November mendatang.
 
”BEM Fikom bukan apa-apa tanpa kalian, mudah-mudahan semua mahasiswa bisa berpartisipasi dalam tiap acara yang dibuat, baik sebagai panitia maupun peserta. Mudah-mudahan dengan saling bekerja sama semua proker (program kerja) kita bisa jalan semua,” ungkapnya menuturkan harapan.
 
Oleh : Florensia Ranny (915080077)

Banjir Hampiri Kota Tangerang

Banjir tidak hanya melanda daerah Jakarta, tetapi juga merambah sampai ke daerah Tangerang. Pasalnya hari Selasa, 28 September 2010 tiga rumah di kawasan perumahan Kavling Setiabudi, Kelurahan Cipadu, Tangerang, Banten porak poranda oleh air yang ketinggiannya hampir  1 meter.

Perumahan tersebut memang merupakan daerah yang sering dilanda banjir setiap tahunnya. Hal ini diduga akibat pembangunan komplek yang dibangun di atas daerah resapan air. Ditambah lagi penyempitan saluran aliran air menyebabkan banjir sering "berkunjung" ke tempat tersebut.

Warga yang menjadi korban langganan dari peristiwa ini mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan banjir terparah dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Mereka berharap agar pemerintah kota Tangerang segera menangani dan membenahi lokasi kejadian yang menjadi tempat tinggal mereka.

Alfonsius Geraldi (21) mengatakan bahwa tata kota di Indonesia khususnya di Pulau Jawa memang buruk. " Pulau Jawa sudah terlalu padat, jadinya lahan kosong dibangun seenaknya tanpa memperhatikan jenis daerahnya, misalnya baik atau tidak untuk dijadikan pemukiman penduduk. " ujarnya. Ia menilai perencanaan kota Tangerang tidak terlalu matang hingga menyebabkan banyak pemukiman dilanda banjir.

Irwan Samudra (21) seorang mahasiswa Planologi mengatakan bahwa pemerintah harus melihat terlebih dahulu apakah benar daerah pemukiman itu pada awalnya merupakan daerah resapan air berupa taman, garis sepadan sungai atau jalan. " Jika benar itu lokasi serapan dan sudah memiliki bentuk dan ternyata dijadikan pemukiman maka sebaiknya dilakukan penggusuran." tambahnya.

Irwan juga menambahkan bahwa masalah banjir ini seharusnya bisa ditangani oleh pemerintah setempat dengan memperdalam sungai dan menerapkan area bebas bangunan pada sisi sungai serta membuat waduk dan memberikan penyuluhan bagi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. "Pemerintah harus tegas terhadap perubahan tata guna lahan yang ada, terutama perubahan area resapan menjadi bangunan tinggi atau rumah. Mengingat hal tersebut akan membawa dampak bukan hanya kepada penduduk sekitar tetapi juga pada kota itu sendiri." jelasnya.

Oleh : Lindayani (915080074)
Sumber : http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/09/28/113986/Banjir-Jebolkan-3-Rumah-di-Tangerang
http://www.tangerangnews.com

Dunia Butuh Indonesia

“Gak salah?”, ungkap Michael, seorang trainer dari Melawai Grup ketika ditanya mengenai kerjasama Amerika Serikat (AS) dengan Indonesia. Kompas online pada edisi Selasa 29 September 2010 mengatakan bahwa Indonesia sangat dibutuhkan olen dunia. Berkenaan dengan hal tersebut, Amerika Serikat ingin bekerjasama dengan Indonesia dalam bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Michael yang juga merupakan alumni mahasiswa akuntansi Universitas Tarumanagara mengungkapkan rasa setujunya atas kerjasama ini. “Karena kita memiliki alam yang sangat subur, tapi mungkin hanya sebagai penyedia saja, bukan sebagai pengolahnya, karena teknologi di Indonsesia belum begitu canggih”, ujarnya.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot A. Marcie menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan tiga hal terpenting dalam kerjasama Indonesia – Amerika Serikat disamping industri perdagangan dan pendidikan. Di bidang pendidikan, Scot mengungkapkan niatnya dalam mata kuliah di Universitas Andalas, Padang untuk meningkatkan jumlah mahasiswa/I Indonesia di Amerika Serikat dan juga mahasiwa/I Amerika di Indonesia.

Miko, demikian panggilan akrab untuk pria kelahiran asli Jakarta ini mendukung kerjasama AS dengan Indonesia. “Tapi apa yang mau dipelajari dari Indoesia ?”, herannya. Mungkin dari segi penelitian dan pendidikan, kit amasih harus banyak belajar pada negeri Paman Sam tersebut. Namun sistem pendidikan di Indonesia juga tidak kalah bagusnya. Buktinya Scot mengatakan akan menggandakan jumlah mahasiswa/i AS di Indonesia yang sudah menurun satu dekade terakhir.

Ia juga memastikan komitmen bantuan Pemerintah Amerika Serikat seb esar 165 juta dollar Amerika Serikat selama lima tahun ke depan yang akan diperuntukkan bagi beasiswa, pembelajaran Bahasa Inggris, dan program persiapan kemampuan berbahasa Inggris untuk studi di Amerika Serikat.

Harapan Michael untuk kerjasama dua negara ini adalah agar Indonesia dapat belajar banyak dari AS untuk hal – hal yang berguna bagi kehidupan kita. Selain itu ia juga berharap agar Indonesia dapat belajar hidup yang benar – benar berdemokrasi seperti AS. Ia mengungkapkan keprihatinanya terhadap Indonesia dimana menurutnya walaupun negara kita dikatakan demokrasi, namun masih banyak diskriminasi dimana – mana.

-Rudy-
915080193

Jumat, 24 September 2010

Barack Obama Akan Mengunjungi Indonesia bulan November‏

Jakarta, 24 September 2010. Berdasarkan artikel yang terdapat dalam situs daring Jakarta Globe, disampaikan bahwa Presiden Amerika, Barack Obama akan mengunjungi  Indonesia pada bulan November nanti. Ini adalah kali ketiga Obama berencana untuk mengunjungi Indonesia setelah dua rencana pertamanya tertunda karena alasan keadaan pemerintah domestik.
Obama dijadwalkan akan mengunjungi Indonesia setelah kunjungannya ke India. Mengingat isu batalnya kedatangan selebriti Paris Hilton, banyak masyarakat ragu akan jadi atau tidaknya kunjungan orang nomor satu di Amerika itu. 
Lusiana, 38, "Menurut aku gak akan jadi datang, gak tau ya. Kemarin ini 'kan ada isu pembakaran al qur'an itu, bisa jadi masyarakat menolak kedatangan Obama. Mudah-mudahan sih jadi datang dan tidak ada kerusuhan ya," ungkapnya.
Memang banyak masyarakat yang khawatir akan adanya aksi anarkis atau penolakan keras terhadap kunjungan Obama. Rasanya sudah seperti tradisi, siapapun warga asing yang datang selalu ada kekhawatiran yang muncul di belakang. Entah itu demonstrasi besar-besaran, bahkan sampai isu pemboman serta aksi terorisme lainnya. 
Namun menanggapi isu ini, seorang pekerja kreatif di Jakarta, Rama Sastra, 30, malah mengatakan tidak peduli sama sekali dengan urusan Obama. Baginya mau datang atau tidak sama saja. Walaupun Obama membatalkan kedatangannya pun ia tetap tidak peduli.
Sama seperti halnya Rama, seorang mahasiswi Universitas Bina NusantaraN Noviandita, 19, ia tidak terlalu peduli akan kunjungan presiden Amerika tersebut. Namun biarpun begitu, masih ada harapan kecil yang disimpannya, "Walaupun nggak mengerti juga dia mau apa datang ke Indonesia, semoga ya kalau jadi datang akan memberikan perubahan yangn positif bagi Indonesia," ungkapnya.

Oleh: Chrestella - 915080072

Penutupan Jalan Tol Efektif Mengurangi Kemacetan

Setiap hari hampir di sejumlah kawasan Ibukota selalu dipadati oleh kendaraan bermotor. Kondisi itu terutama makin diperparah terutama pada saat jam pergi dan pulang kantor. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan, salah satunya dengan merealisasikan penggunaan Transjakarta serta diberlakukannya 3in1 pada jam-jam tertentu.

Namun ternyata upaya itu hanya efektif selama beberapa saat. Menanggapi kondisi tersebut,  Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Ditlantas Polda Metro Jaya memutuskan akan segera melakukan penutupan jalan tol Semanggi 1 setelah sebelumnya dilakukan uji coba pada 20 Agustus lau. Berdasarkan evaluasi, uji coba itu dinilai efektif untuk mengurangi kemacetan yang kerap terjadi. Walau kondisi jalanan padat namun kendaraan bisa berjalan dengan lancar.

Tanggapan pun mulai bermunculan dari para pengguna jalan. menyikapi kebijakan itu, Dony (21) mahasiswa Atma jaya jurusan Akuntansi mengaku bahwa dirinya belum tahu banyak mengenai informasi tersebut. Jika benar pun, ia tidak mempermasalahkannya karena yang penting ada alternatif pintu tol lainnya. " Jalanan di Semanggi ini memang selalu macet setiap harinya, apalagi saat jam pulang kantor. Mungkin karena bertambah banyaknya kendaraan dan jalanan yang sempit serta tidak ada pemugaran jalanan menjadi penyebabnya. Kesel seh tapi udah biasa," ujarnya.

Sementara itu, Arif (28) bekerja di Kuningan dan sering melewati kawasan tersebut mencoba bersikap netral dengan kebijakan pemerintah." Setuju nggak setuju, saya terima aja. Nggak ada efeknya juga. Itu bukan solusi yang terbaik, seharusnya yang ada itu kendaraan dikurangi, pajak dinaikin. Sekarang kalau dilihat, jalanan mana yang nggak macet? Semua pasti macet karena nggak bisa diperluasa jalanannya," sesalnya.

Polisi sedang mengatur lalu lintas di pintu tol Semanggi 1


Untuk mendukung kebijakan tersebut, Pemprov DKI akan meminta PT Jasa Marga untuk menambah loket-loket tiket karena tidak mungkin lagi memperluas lahan umum. Disamping itu juga menekankan penggunaan kartu elektronike-toll untuk membayar. Sebab dengan menggunakan e0toll dapat membantu percepatan transaksi dan antrian kendaraan tidak terlalu panjang.

Rencananya selain menutup pintu masuk tol Semanggi 1 dan pusat perbelanjaan, Polda Metro juga akan merealisasikan sejumlah pintu tol lainnya, seperti pintu masuk dan keluar Tebet 1, pintu masuk Pejaten Village serta beberapa kawasan yang selama ini menyumbang kemacetan parah.


Sumber :  http://www.wartakota.co.id/read/news/29063
Gambar : Google.com , http://www.wartakota.co.id/upload/photo/2010/08/20/7b58f1c124eb9931de216c0a8562443d.jpg


Oleh : Astrid Meiliani ( 915080057)

Selasa, 21 September 2010

Tingkat Kecelakaan Mudik 2010 Menurun

Mudik selalu diidentikkan dengan kemacetan dan angka kecelakaan yang meningkat. Namun kabar baiknya, tahun 2010 ini angka kecelakaan menurun lumayan banyak. Dalam wartakota online edisi Selasa, 21 September 2010, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menyatakan, jumlah kecelakaan lalu lintas maupun korban angkutan lebaran pada tahun ini menurun bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Banyaknya masyarakat yang menggunakan sepeda motor sebagai alternatif kendaraan mudik menjadikan sepeda motor sebagai kendaraan yang paling banyak mengakibatkan kecelakaan berlalu lintas di lebaran tahun ini, yakni sekitar 72%. Okeh karena itu, pihak Menteri Perhubungan menyatakan konsistensinya untuk menekan angka sepeda motor dengan beberapa alternatif, salah satunya adalah dengan mengembangkan Kereta Api Ekonomi ber-AC.

“Memang lebih bagus diganti kereta si, mudik kemarin aku lihat ada keluarga berdua atau bertiga naik motor, kan kasihan”, demikian imbuh Bintang, salah seorang petugas parkir ISS Parking di kampus II, Universitas Tarumanagara.Bintang sendiri lahir di Jakarta, sehingga lebaran kemarin ia hanya bersilahturahmi dengan keluarganya di dalam kota Jakarta.

Abel, demikian nama panggilan untuk pria berusia 23 tahun tersebut turut senang dengan turunnya angka kecelakaan pada mudik lebaran kali ini. “Bagus sih kalau emang berkurang. Kan kasihan keluarganya, jauh – jauh mau ketemu keluarga malah kecelakaan”, demikian ungkapnya memnunjukkan keprihatinannya terhadap korban kecelakaan lebaran 2010 ini.

“Alhamdulillah lancar”, tutur Bintang ketika ditanya tentang Halal Bihalal lebarannya tahun ini. Faktor mudik menjadikan jalanan ibukota Indonesia ini menjadi jauh lebih sepi dan lancar. Karena berdomisili di Jakarta, maka lebaran Bintang dilewati dengan mengunjungi hanya saudara – saudaranya yang ada di Jakarta ini.

Terhitung dari H-7 sampai H+7 lebaran, katanya, kepolisian telah menindak 38.000 pelanggaran. 33.000 diantaranya merupakan tilang. Kendati demikian, patut disyukuri bahwa jumlah kecelakaan dan kematian sudah menurun dan diharapkan bahwa tahun depan kereta api ekonomi AC yang dijanjikan oleh Departemen Perhubungan dapat segera direalisasikan.

oleh : Rudy (915080193)

Satu Kata Untuk Jakarta : Macet

Matahari bersinar begitu terik menyinari jalanan Jakarta yang mulai penuh sesak oleh kendaraan. Berjalan lambat namun pasti, setiap kendaraan berusaha melaju kencang namun terhenti oleh fenomena biasa yang tak pernah usai, kemacetan.

Itulah kondisi Jakarta, Ibukota negeri kita, sejak dimulainya tanggal 20 September 2010. Usai Lebaran, tidak dipungkiri Jakarta akan kembali pada masalah lalu lintas yang akut yakni macet. Meski tak separah hari-hari biasa, namun jalan raya seperti  Jalan Gatot Subroto, MH Thamrin,Jenderal Sudirman, Jalan Casablanca, dan Jalan Raya Fatmawati mulai padat dipenuhi oleh si roda empat dan teman-temannya. Aktifnya perkantoran dan sekolah menjadi alasan utama kemacetan. Liburan panjang pasca Lebaran yang telah usai membuat banyak penduduk Jakarta yang kembali ke kota metropolitan ini. Selain hal itu, kepadatan kendaraan disebabkan juga karena banyaknya pengunjung mall seperti Mall Ambasador yang berlokasi di Jalan Prof Dr Satrio atau pembangunan flyover di Kalibata.

Steffi (23) seorang karyawati menilai bahwa Jakarta harus banyak belajar dari negara tetangga seperti Singapura atau Thailand yang bisa mengatasi kemacetan. "Pemerintah harusnya naikin pajak mobil, tarif parkir atau bensin biar sedikit aja orang yang pake mobil" ucapnya. Namun ia beranggapan bahwa hal tersebut memang susah diterapkan di Indonesia mengingat kendaraan umum yang kurang terjamin keamanannya.

" Fasilitas angkutan umum susah terwujud, banyak yang korupsi kalau mau buat kereta api bawah tanah " sambungnya. Ia merasa cukup terganggu dengan kondisi Jakarta yang mulai mengalami kemacetan. " Kalau saya ke Jakarta terus macet yah merasa terganggu tapi karena kerjanya di Tangerang jadi gak terlalu berimbas." tambahnya.

Kemacetan Jakarta dinilai Teguh (24) sebagai suatu keadaan yang biasa. " Jakarta macet itu biasa, kalau gak macet baru luar biasa." ujar pria yang bekerja sebagai karyawan di Jakarta ini. Kantornya yang berlokasi di Jakarta membuatnya merasa terganggu dan lelah ketika harus berhadapan dengan kemacetan. Ia beranggapan bahwa semua orang harus lebih memanfaatkan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi untuk mengurangi kepadatan kendaraan.

Setiap permasalahan mengandung jalan keluar untuk mengatasinya. Semoga suatu saat nanti Jakarta bisa terlihat sepi bukan karena berkurangnya penduduk melainkan oleh arus jalan raya Ibukota yang teratur dan lancar.

Oleh : Lindayani (915080074)

Sumber :
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/351764/
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/

Senin, 20 September 2010

Jl. RM Martadinata Ambrol, Warga Jakut Khawatir

Beberapa hari lalu, tepatnya hari Kamis, 16 September 2010, warga ibukota dikejutkan dengan peristiwa ambrolnya sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang 103 meter. Kejadian yang terjadi pukul 03.15 WIB dini hari itu kemudian menimbulkan indikasi dari beberapa ahli bahwa Jakarta Utara akan tenggelam pada tahun 2030.

Tentu hal ini menjadi hal yang mengejutkan sekaligus menakutkan khususnya bagi warga Jakarta Utara. Apalagi berdasarkan pernyataan yang dilontarkan oleh Direktur Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta, bahwa daerah yang paling rentan mengalami hal serupa dimulai dari Cilincing, Pademangan, Gunung Sahari, Ampera hingga Muara Angke. Jelas pernyataan ini sangat mengkhawatirkan bagi warga daerah-daerah tersebut.

”Ya jelas takut,” ungkap Anastasia Fanny (23), salah satu warga Pademangan, ”dengan adanya peristiwa ini jelas sangat menyusahkan masyarakat Jakarta”. Tempat tinggalnya yang berada di Jalan Hidup Baru No 119, Pademangan Barat ini memang tidak berada jauh dari lokasi ambrolnya jalan RM. Martadinata. Kira-kira hanya dibutuhkan sekitar 15 menit perjalanan untuk sampai di lokasi kejadian. Atas kekhawatiran dan indikasi Pademangan akan tenggelam pada beberapa tahun mendatang tersebut ia mengaku ingin pindah rumah jika mempunyai tabungan lebih.

Menurutnya, kejadian ini merupakan tanggung jawab pemerintah dalam mengatur tata kota yang seharusnya ramah lingkungan. Padatnya penduduk menyebabkan lahan hijau semakin terjepit oleh lahan perumahan dan berbagai pusat perbelanjaan. ”Saya rasa, memang Jakarta sudah terlalu banyak orang, maka dari itu saya setuju dengan usulan untuk memindahkan pusat pemerintahan ke daerah lain, apalagi dengan keadaan udara yang semakin tidak sehat, banyak daerah yang susah air, saya rasa harus dilakukan usaha transmigrasi sebagian penduduk Jakarta,” lanjutnya melontarkan pendapat.

Di sisi lain, Yap Giok Hoa (46) yang juga merupakan warga Pademangan, memilih untuk tetap tinggal di rumah yang ia telah tempati sekarang. ”Ngak, saya gak mau pindah. Takut si takut, tapi lokasi kejadiannya jauh kok,” tuturnya seakan berat meninggalkan rumah yang sudah ia tinggali semasa hidupnya.

Kejadian ini memang menjadi semacam pertanda bagi pemerintah dan masyarakat Jakarta untuk semakin sadar akan pemeliharaan lingkungan hidup. Peristiwa ini memang bukanlah disebabkan karena konstruksi bangunan semata, tapi juga merupakan akibat proses alam. Namun meskipun begitu, tentu jika kita melakukan tindakan, proses alam ini dapat berubah dan dicegah sehingga bisa kembali bersifat ergonomis.


Oleh : Florensia Ranny (915080077)

Sabtu, 18 September 2010

Harga Naik, Fasilitas Naik?

Banyak orang yang hadir di Jakarta setiap harinya, baik untuk bekerja maupun menuntut ilmu.Mayoritas memang datang dari Jakarta, namun banyak juga yang datang dari kota-kota tetangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan sekitarnya. Kebanyakan dari mereka memilih kereta rel listrik (KRL) sebagai transportasi menuju ibukota. Namun pada tanggal 1 Oktober nanti, rencananya pemerintah akan menaikkan harga KRL sebesar Rp 500,- hingga Rp 1500,-. Menyikapi pemberitaan ini, sejumlah pengguna setia KRL mengungkapkan pendapat mereka.


Fransisca, 19, mahasiswi Psikologi Universitas Atma Jaya yang sering menggunakan jasa KRL ke arah Bogor mengatakan," Saya tidak setuju, untuk apa harga naik jika fasilitas masih kurang memadai. Malah stasiunnya sendiri sekarang bisa dibilang penuh sama orang jualan, seperti pasar tumpah,"


Lain dengan Fransisca, mahasiswi Universitas Atma Jaya lainnya Astrella,20 juga mengatakan tidak pada kenaikan harga kereta. Menurut mahasiswi jurusan Akuntansi ini fasilitas KRL masih sangat buruk. KRL seperti tergoda dengan kenaikan harga BBM yang seharusnya tidak mempengaruhi biaya fungsional KRL. "AC nya saja sering mati, malah kadang lebih enak naik ekonomi biasa masih ada angin alaminya," kesalnya.


Namun tidak semua orang kontra atas rencana kenaikan ini, Laura, 21, mahasiswi Hubungan Internasional IISIP ini setuju saja dengan kenaikan harga KRL,"Saya kasihan melihat para pekerja di kereta, dengan harga tiket yang murah, paling gaji mereka berapa sih. Fasilitas juga ga usah deh dibagus-bagusin, yang penting keretanya tepat waktu aja."


Linawati, 50, seorang pegawai asuransi yang juga seringkali menggunakan jasa KRL dari Bogor ke Jakarta menyatakan dirinya setuju terhadap rencana kenaikan harga KRL ini, "Buat saya tidak masalah harga naik, asalkan mutunua ditingkatkan, kalau bisa ada koordinasi di setiap gerbong supaya tidak terlalu berdesak-desakan."


Dalam setiap keputusan pasti timbul pro dan kontra. Semoga dengan adanya rencana kenaikan ini dapat memberi dampak positif bagi para pengguna KRL disertai peningkatan fasilitas kereta itu sendiri.


Oleh: Chrestella - 915080072


Sumber: Berita Global, Global TV, 18 September 2010.

Ledakan Penduduk di Jakarta

Memasuki H+7 Lebaran, kepadatan penumpang di sejumlah daerah mulai terlihat.  Hingga pukul 18.00 WIB tercatat sebanyak 14.222 penumpang tiba di Stasiun Senen, Jakarta (16/9). Sebagian  dari penumpang itu mungkin merupakan para pendatang baru di Ibu Kota.

Setiap tahun, usai Lebaran, dengan dalih mengadu nasib dan mengais rezeki, Jakarta diserbu pendatang baru . Mereka menganggap bahwa Jakarta merupakan pilihan yang paling tepat untuk mencari pekerjaan sehingga kehidupan dapat berubah kearah yang lebih baik. Selain lokasi yang strategis serta sarana gedung perkantoran, Jakarta adalah pusat perekonomian dan perdagangan di Indonesia.

Meski Pemerintah Provinsi DKI telah melarang keras para pendatang tanpa keahlian bekerja di Jakarta, ternyata hal itu tidak berlaku bagi Yani (27), pembantu rumah tangga. Perempuan asal Pasuruan ini mengaku datang ke Jakarta 5 tahun yang lalu, atas ajakan teman. Menurutnya, mencari pekerjaan di Jakarta masih lebih mudah daripada di tempat asalnya. " Awal sampai di Jakarta, saya langsung ngelamar jadi pembatu di tempat majikan teman. Penghasilannya lumayan, bisa bantu keluarga dikampung," ujarnya.
 
Sebagai warga Jakarta, Ahmad ( 32), sangat menyayangkan hal tersebut. Pasalnya tidak semua pendatang baru bisa langsung dengan mudah mendapatkan pekerjaan." Siapa bilang cari kerja disini mudah? buktinya masih banyak pengamen, gelandangan dan pengemis disana sini", sesalnya. Ditambah tingkat kejahatan dan pengangguran yang tinggi, mungkin tidak mungkin membuat Jakarta semakin penuh sesak penduduk.

Untuk menekan jumlah pendatang baru, berbagai cara pun telah dilakukan. Misalnya, dengan memperketat pembuatan Kartu Tanda penduduk (KTP) harus dilengkapi dengan berbagai dokumen dan syarat yang ketat. Bahkan Gubernur DKI, Fauzi Bowo siap menggelar Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) serentak di lima wilayah Ibukota.

Ledakan penduduk yang terjadi setiap tahunnya mengakibatkan beban Jakarta makin meningkat. Persoalan ini sesungguhnya tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemprov DKI maupun Pemerintah Pusat, tapi juga peran masyarakat untuk ikut andil mengatasi maslah tersebut. Salah satu caranya dengan tidak mengajak teman atau sanak saudara.

Astrid Meiliani (915080057)

Sumber; http://www.detiknews.com/read/2010/09/17/174339/1442662/10/foke-berharap-pendatang-baru-tidak-menambah-angka-pengangguran-di-jakarta

Gambar; http://www.jakartapress.com/demo/gallery/images/420/Stasiun-Senen-Dipadati-Pemudik.jpg

Rabu, 15 September 2010

Jalanan Jakarta Sepi ?


“Jakarta sepi banget !”, ungkap salah seorang pegawai swasta yang bekerja di Citybank. Ironis memang kedengarannya bahwa jalanan ibukota yang sudah biasa kita lewati dengan hiruk pikuk dan kemacetannya sekarang menjadi sunyi dan senyap. Bulan September 2010 ini umat beragama Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 Hijriah. Seperti biasanya setiap tahun, warga Jakarta yang bersanak keluarga di luar kota rela menempuh jarak yang sedemikian jauhnya demi bersilahturahmi dengan keluarga dan orang – orang terkasih.

Akibat dari mudik ini dapat kita lihat di jalanan ibukota yang sepi. Koran Kompas online edisi 14 September 2010 mengatakan bahwa walaupun sudah H+4 lebaran pada hari Selasa ini (14 September 2010), namun jalanan Jakarta masih belum dipadati dengan kendaraan – kendaraan yang biasa kita lihat. Padahal, pegawai negeri sipil dan sebagian perusahaan swasta sudah mulai aktif hari ini.

Aryaguna, salah seorang pegawai swasta di Citybank sangat senang dengan keadaan Jakarta sekarang ini. “ Gua ke kantor tadi aja cuma 20 menit”, ungkap pria yang bekerja di kawasan Puri Indah ini. Berdomisili di Grogol, Jakarta Barat dimana daerah ini merupakan tempat yang cukup padat oleh kendaraan, Aryaguna merasa tidak terganggu sama sekali selama minggu ini.

Ary, demikian sapaan akrab untuk pria berusia 27 tahun ini baru saja kembali dari Cirebon kemarin Senin (15 September 2010). “Setengah satu gua masuk tol Cikampek dan nyampe di kota baru setengah 3, sepi banget jalannya”, sahut pria kelahiran Aachen, Jerman tersebut.

Ary memprediksi hari Jumat ini ( 17 September 2010), Jakarta sudah akan mulai macet lagi. “Jumat pasti sudah mulai rame lagi ni”, demikian gerutunya. Memang beberapa hari jalanan yang sepi tidak menjamin bahwa jalanan di Jakarta tidak akan macet seterusnya.

Lebaran sudah berlalu 4 hari, para pemudik sudah kembali lagi ke ibukota, kota Megapolitan dimana semua orang berjuang untuk hidup dan mencari yang terbaik. Masyarakat tidak mengharapkan yang muluk – muluk, hanya sebuah harapan kecil agar kota terbesar di Indonesia ini dapat menjadi sedikit lebih tertib dan tentram.

-Rudy-
915080193

Selasa, 14 September 2010

Lebaran atau tidak, sama saja!

Malam tampak sepi kala itu, orang-orang memilih beristirahat setelah lelah bersilaturahmi dengan keluarga di hari pertama Idul Fitri. Tetapi ada yang masih terjaga. Seorang pria 30 tahun, berseragam biru muda dengan pantalon hitam serta topi yang melindungi kepala, wajahnya tersembunyi dibalik jendela. Ia masih setia menatap harinya, menjalankan tugasnya menjaga pintu kereta api.
Agus Mulyono, enam tahun hidupnya ia jalani dengan bekerja sebagai penjaga pintu kereta api di Pos PJL348, Soroajan, Yogyakarta. Pekerjaannya tidaklah mudah, terkadang harus bekerja dari pagi hari sampai siang atau malam hari sampai pagi tergantung giliran yang ia dapat. Sisa waktunya ia gunakan untuk beristirahat.  

Berbagi cerita soal Lebaran , menjadi seorang penjaga pintu kereta api membuat Lebarannya selama 6 tahun terakhir terasa sedikit berbeda. Empat kali Lebaran dilewatinya tanpa pergi beribadah sholat Id karena harus bekerja. Namun baginya melayani masyarakat melalui pengabdiannya kepada kereta api merupakan suatu hal yang menyenangkan. “Senang, mbak kerja begini. Mengamankan pintu, mengabdi ke kereta api,” ujarnya sambil tersenyum. 
 
Menjadi penjaga pintu kereta api bukan hanya mengamankan pintu saja tetapi juga meniti setiap rel dan memeriksa keadaan penambat-penambat apakah masih aman atau tidak setiap beberapa jam. Agus juga tidak hanya menjaga satu pintu saja tetapi dua karena di distrik 65 tempatnya bekerja hanya ada satu pos penjaga pintu.

Selain sholat Id, ia juga sering melewatkan meriahnya malam takbir ketika bertugas pada malam hari. Namun begitu, dengan menggunakan motor kesayangannya ia selalu pulang untuk bersilaturahmi pada orang tua dan sanak keluarga setelah menjalankan tugasnya. Bukan hanya keluarga, sesama penjaga pintu pun juga saling bersilaturahmi lewat telepon maupun sms.

“Sebenarnya sama saja sih mbak, lebaran gak lebaran ya kerja, kerja kayak gini kan gak bisa ditinggal nanti bisa ada kecelakaan,” begitu ungkapnya tentang kebiasaan di hari Lebaran. Pekerjaannya tidak kenal kata libur, baik itu di akhir minggu maupun di hari raya. Tetapi ia tidak merasa keberatan, yang penting baginya adalah kesempatan berkumpul dengan keluarga. Bagi Agus, Lebaran kadang terasa sama seperti hari-hari biasa hanya rutinitas yang atau kunjungan sanak saudara yang membuat harinya terasa berbeda.

Oleh: Chrestella -915080072









Senin, 13 September 2010

Toleransi Beragama, Lunturkah?

Minggu pagi warga Bekasi dikejutkan dengan insiden penusukan yang menimpa 2 jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yakni Sintua ST Sihombing (49) dan Pendeta Luspida Simanjuntak (40). Peristiwa naas ini terjadi saat jemaat HKBP Ciketing tersebut tengah berjalan beriringan untuk beribadah. Delapan orang yang menaiki sejumlah sepeda motor diduga sebagai pelaku penusukan yang mengakibatkan Pendeta Luspida mengalami luka di perut, sedangkan Sihombing di kening sebelah kiri.

Kedua korban penusukan tengah menjalani perawatan di ruang UGD RS Mitra Keluarga, Bekasi Timur. Tragedi yang terjadi sehari seusai hari raya Idul Fitri ini ditegaskan oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Irjen Timur Pradopo sebagai kasus kriminal murni yang tidak ada kaitannya dengan agama.

Pernyataan di atas menimbulkan reaksi negatif dari beberapa masyarakat, salah satunya adalah Lily (21), seorang Kristiani. Ia mengatakan bahwa peristiwa itu tak lain dan tak bukan karena berita pembakaran Al-Quran yang terdengar beberapa waktu lalu. " Saya yakin itu karena masalah agama, mereka marah karena ada orang Kristen yang ingin membakar Al-Quran."

Lily mencoba berkepala dingin dengan mendoakan para pelaku dan korban agar masalah ini cepat selesai. Ia berucap bahwa sejatinya kejahatan tidak bisa dibalas dengan kejahatan jua. "Awal mendengar berita ini saya kaget dan marah. Ingin rasanya mereka mendapat hukuman setimpal. Namun setelah saya berdoa, saya sadar bahwa saya harus doain mereka yang menganiaya umat Kristen."

Sementara di pihak lain, Marrysa (21) seorang Muslim mengatakan bahwa peristiwa tersebut berpotensi memicu terjadinya adu domba antar umat beragama. Menurutnya, hal ini tidak seharusnya langsung dikaitkan dengan berita dari Florida yang baru-baru ini diberitakan. "Saya rasa kita jangan mengaitkan dengan pemberitaan mengenai pembakaran Al-Quran, ini ga ada hubungannya,  bisa saja peristiwa penusukan itu terjadi karena adanya masalah lain. Ini belum jelas juga siapa pelakunya. Jangan bawa-bawa agama."

Ia juga menambahkan bahwa sebagai seorang Muslim ia merasa kecewa jika benar pelaku penusukan itu ialah orang-orang yang memiliki keyakinan yang sama dengannya. " Saya diajarkan untuk tidak membalaskan dendam antar umat beragama. Ajaran Islam bukanlah ajaran seperti itu." ujarnya.

Oleh Lindayani (915080074)

Sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2010/09/12/15405376/Insiden.HKBP.Murni.Kriminal.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://stat.kompasiana.com/files/2010/05/crime.jpg&

Jumat, 10 September 2010

Kereta Api, Salah Satu Alat Transportasi Favorit untuk Bersilahturahmi

Kereta Api "Benteng Express" baru tiba di Stasiun Tangerang

Sudah menjadi kebiasaan umum, sebagian besar aktivitas perekonomian rata-rata dinon-aktifkan pada hari raya keagamaan. Apalagi hari ini adalah hari raya agama mayoritas penduduk Indonesia; Idul Fitri. Kegiatan mencari rejeki sejenak digantikan oleh aktivititas bersilahturahmi.

Budaya silahturahmi memang tidak bisa dilepaskan dengan hari raya Idul Fitri. Karena itu, mesikpun tak seramai biasanya, mobilitas kendaraan terlihat cukup memenuhi jalanan. Berbagai jenis kendaraan, baik bermotor atau tidak, angkutan umum maupun pribadi, terlihat lalu lalang mengangkut orang-orang berpakaian nuansa muslim. Tak lain dan tak bukan mereka akan melakukan silahturahmi ke sanak saudara ataupun kerabat.

Bagi mereka yang merayakan, jarak jauh bukanlah menjadi suatu penghalang. Kereta api menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi hal ini. Selain ekonomis biaya juga ekonomis dalam hal waktu.


Suasana Stasiun Tangerang (10/9)
yang dipadati calon penumpang


Seperti yang dilakukan oleh pasangan suami istri Asep Kudrata (39) dan Daryani (30). Di hari pertama lebaran tanggal 10 September ini, mereka beserta satu anaknya yang masih batita memutuskan untuk menggunakan jasa kereta api untuk berkunjung ke rumah kakaknya di Jakarta. ”Kalau naik kereta kan cepat dan relatif murah. Sebenernya sih cuma beda sedikit dengan bus AC yang lebih murah Rp 1.500. Tapi kalau naik bus bisa lama kalau macet, ngetem lagi,” tutur Asep yang ditemui di Stasiun Tangerang, Jalan Kiasnawi, Tangerang.

Tapi sayangnya tiket kereta jurusan Tangerang-Jakarta untuk jam keberangkatan pukul 11.00 sudah habis. Suasana stasiun sendiri memang terlihat cukup dipenuhi dengan para penumpang yang ingin berangkat ataupun yang baru tiba. ”Kita naik kendaraan lain aja deh, soalnya bawa anak kecil. Kasihan kalau harus menunggu dua jam lagi.” tutur Daryani.  Akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan jasa angkutan lain. ”Kalau tidak taksi ya busway,” jelas Asep.

Selain jurusan Tangerang-Jakarta, Stasiun Kereta Api Tangerang juga melayani penumpang tujuan Bogor. Salah satunya adalah Nunung (55). Ia ingin pulang ke rumah orang tuanya di Bogor. Dengan pakaian berjilbab warna kuning keemasan dan 2 tas hitam besar, ia berharap mendapatkan tiket kereta api kelas ekonomi tujuan Bogor untuk jam keberangkatan pukul 12.00. ”Takutnya kehabisan tiket makanya saya sudah ke stasiun dari jam segini (10.40), dan untung dapat,” imbuhnya diikuti dengan senyum kecil.

Oleh : Florensia Ranny (915080077)

Kamis, 09 September 2010

Perayaan Sederhana Menyambut Idul Fitri

Penetapan Hari Raya Idul Fitri 1431 H jatuh pada hari Jumat, 10 September 2010.  Setelah sebelumnya pada hari Rabu (8/9) malam pemerintah menggelar sidang isbat di Kementrian Agama. Akhirnya, selama sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, besok seluruh umat Islam di seluruh dunia akan merayakan  Idul Fitri.

Makanan khas, baju baru dan silahturahmi. Berbagai persiapan Lebaran pun telah disiapkan.  Ya! Lebaran atau Idul Fitri memang identik dengan perayaan meriah. Namun, tahun ini umat Islam di Amerika Serikat (AS) sepertinya akan merayakan Idul Fitri dengan sederhana dan pribadi. Ini sebagai bentuk penghormatan memperingati insiden WTC (11/9/2001).

"Berlebaran sebaiknya memang tidak dirayakan besar-besaran sampai mengeluarkan banyak uang tetapi akan lebih baik jika berbagi dengan sesama. Lebaran itu yang penting bukan baju baru tapi hati yang baru " ujar Havid (42), seorang guru. Menurutnya, merayakan Idul Fitri secara sederhana, tidak akan kehilangan maknanya.  Berkumpul bersama keluarga, mensyukuri apa yang ada saat ini, intropeksi diri, jalin silaturahmi  jauh lebih penting.

Tidak hanya terjadi di AS. Perayaan Idul Fitri  di beberapa negara pun seperti Inggris dan Iran dirayakan kurang semarak dan cenderung sepi. Di Indonesia, meski tidak ada larangan , namun di beberapa daerah terdapat imbauan untuk dapat merayakan dengan sikap yang lebih sederhana.

Sukacita menyambut Hari Kemenangan dirasakan oleh Citra (23), mahasiswi. Baginya, Lebaran merupakan momen spesial. "Lebaran kan cuma setahun sekali jadi harus dirayakan dengan cara yang beda. Kalau  kita punya rezeki lebih , nggak ada salahnya belanja baju baru selama tidak mengganggu atau merugikan orang lain" ungkapnya.

Merayakan Idul Fitri  sederhana maupun meriah hanyalah sebuah ekspresi kebahagiaan. Saling memaafkan dan berbagi dengan sesama merupakan berkah Ramadhan. Jaga kesucian Idul Fitri dengan tidak melakukan perbuatan yang merugikan diri maupun orang lain seperti memasang petasan . Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H.


Gambar Google

Oleh : Astrid Meiliani ( 915080057)

Selasa, 07 September 2010

Harga Daging Naik (lagi)

"Wah, kerasa banget",demikian penuturan rodiah, salah seorang pedagang warung nasi ketika ditanya tentang harga daging sapi yang sedang mengalami kenaikan yang signifikan saat ini. Bagaimana tidak,harga daging sapi yang semula 65 ribu rupiah per kilogram saat ini telah naik menjadi 75 ribu rupiah per kilogram.

Wanita paruh baya asal Pamalang ini telah menjadikan warung nasi sebagai mata pencahariannya selama 6 tahun ini. Ia memberi nama warung tersebut "Priangan". Walaupun harga daging anik,namun ia mengaku bahwa hal tersebut tidak berpengaruh pada dagangan dan langganannya.

Dalam warta kota edisi Selasa,7 Agustus 2010 diberitakan bahwa setelah lebaran, harga daging sapi akan naik lagi menjadi 85 ribu rupiah per kilogram. Selain pusing memikirkan tentang mudik, Rodiah juga harus berkutat dengan masalah kenaikan harga ini.

Rodiah mengatakan bahwa bukan hanya harga daging saja, tapi bahan - bahan makanan lain yang digunakan untuk memasak dagangannya juga mengalami kenaikan. Cabai contohnya, sekarang sudah mencapai harga 20 ribu rupiah per kilogram.

Banyak orang berpendapat bahwa setelah lebaran harga barang - barang akan turun, namun prediksi pemerintah mengatakan bahwa harga justru akan naik setelah lebaran. Salah seorang mahasiswa ekonomi yang tidak mau disebutkan namanya berpendapat bahwa dengan kenaikan harga daging akan mengakibatkan konsumen atau pembeli untuk menuntut kenaikan gaji yang juga akan berpengaruh pada kenaikan harga produksi barang - barang lainnya.

Sambil menonton televisi, Rodiah mengutarakan harapannya agar harga daging segera turun dan usahanya dapat berjalan dengan lebih lancar lagi.

Rudy (915080193)

Pembakaran Al-Quran Akan Memicu Perpecahan Dunia

Hati-hati dengan persoalan yang menyangkut agama. Salah-salah, maka akan menuai protes dari seluruh umat beragama di seluruh dunia.


Seperti yang dilansir di berbagai media, bahwa kecaman dan penolakan telah diserukan oleh banyak pihak atas rencana aksi pembakaran Al-Quran oleh sebuah sekte agama kecil bernama Dove World Outreach Center, Florida, AS. Rencana aksi ini sendiri dilatarbelakangi sebagai peringatan akan tragedi WTC tanggal 11 September, yang ditunjukan kepada kelompok islam radikal yang dituduh sebagai pelaku aksi terorisme tersebut. 

Atas pemberitaan ini tentu umat muslim di dunia merasa gempar. Rezky (22) yang merupakan umat muslim merasa terhina atas rencana aksi ini. Ia menyatakan keraguannya atas rencana aksi sekte ini. Gak bakal berani mereka ngebakar Qur'an. Mereka cuma gosip aja. Lagipula kalau berani pasti negara ini akan dimusnahkan sama orang Islam seluruh dunia,” serunya, ”Saya jamin 100%, bakal ada pembantaian massal orang florida.”

Tak hanya orang muslim yang menentang aksi ini, umat agama lain pun mengaku tak habis pikir mengenai rencana ini. Selvi (46), seorang Katolik, menyatakan aksi ini sangat merusak hubungan antar umat beragama. “Mereka adalah provokator. Sangat tidak tepat kalau sampai membakar kitab suci.“

Memang sungguh sangat disayangkan, hal ini justru terjadi di bulan suci Ramadahan. Hari raya yang seharusnya berlangsung hikmat dan suka cita, akan terancam rusak dengan aksi-aksi provokatif seperti ini.

Kiranya berbagai pihak harus lebih bijaksana dalam bertindak dalam bersinggungan soal agama. Jangan asal menggeneralisasi, karena aksi ini tidak akan menyerang kelompok islam radikal, tapi justru melukai seluruh umat islam seluruh dunia.


Oleh : Florensia Ranny (915080077)



sumber :

Pegadaian Menjadi Pilihan

Hari raya Idul Fitri semakin dekat saja, banyak orang-orang mudik ke kampung halaman. Banyak cara yang dipilih orang untuk pulang ke kampung halaman, ada yang memilih menggunakan kereta api, kapal laut, bus malam sampai pesawat terbang. Dari sekian banyak cara untuk mudik, ongkos merupakan salah satu pertimbangan dalam pemilihan transportasi yang digunakan.

Rasanya tabu jika tidak pulang di hari raya Idul Fitri, oleh karena itu banyak orang menggunakan berbagai cara untuk mudik dari yang halal sampai yang haram. Ada yang mencuri atau mencopet uang milik orang lain, ada yang mengumpulkan uang hasil tabungan, tetapi ada satu cara lain mendapatkan uang yang instan: menggadaikan barang. Ya! Menggadaikan barang merupakan salah satu pilihan yang banyak dipilih orang untuk mendapatkan ongkos mudik. Asep, 40, yang bekerja sebagai penjaga warung makan 24 jam mengatakan lebih memilih untuk menggadaikan barang daripada menjual harta bendanya.

 “Kalau gadai ‘kan lebih cepat gitu, neng. Terus sayang barangnya, kalau digadai kan masih bisa ditebus lagi. Kadang-kadang ya kalau gaji kerja gak cukup buat biaya mudik ya gadaikan barang saja,” begitu jawabnya sambil membersihkan meja menggunakan lap basah.

Lain halnya dengan Asep; Rus, 54, ibu rumah tangga yang membuka warung kecil-kecilan ini mengaku lebih suka menggunakan jasa pegadaian untuk mendapatkan uang dengan cepat dibandingkan dengan meminjam kepada lintah darat atau lembaga-lembaga peminjaman dana tanpa anggunan.

"Kalau butuh uang buat mudik biasanya ngegadai aja, apa aja yang ada lah. Perhiasan gelang-gelang gitu yah biar sedikit gram nya tapi lumayan lah buat ongkos aja mah. Daripada minjam ke tempat-tempat ga jelas gitu ya serem  lah, kalau pegadaian kan lebih terpercaya gitu karena punya pemerintah."

Pada umumnya, orang-orang menggadaikan perhiasan emas, barang-barang elektronik ataupun motor. Pelanggan pegadaian rata-rata naik hingga 30% menjelang Lebaran . Pihak Pegadaian sendiri sudah mengantisipasi keadaan seperti ini dengan menyiapkan lebih banyak dana menjelang hari Lebaran. Hal ini membuktikan bahwa di jaman seperti sekarang ini pun, Pegadaian masih tetap menjadi pilihan.

Gambar: Google

Oleh : Chrestella 915080072