Sabtu, 28 Agustus 2010 sebuah surat kabar ibu kota menyuguhkan berita seram nan mengenaskan. Pasalnya diberitakan seorang pembantu rumah tangga asal Sri Lanka dipaku oleh majikannya sebanyak 24 buah. Majikan asal Arab Saudi ini menjadikan tubuh pekerjanya bak sebuah balok kayu lantaran geram atas kemalasan yang dilakukan L.T Ariyawathi, pembantunya sejak Maret 2010.
Saat ini Ariyawathi tengah berada di rumah sakit Prabath Gajadeera untuk mengikuti proses pemulihan baik secara fisik maupun batin. Pihak rumah sakit berhasil mengeluarkan 19 paku , sedangkan paku lain yang masih bersarang di tubuhnya belum dapat dikeluarkan karena berpotensi merusak jaringan syaraf. Wanita berusia 49 tahun ini masih dalam keadaan trauma sehingga tidak dapat memberi banyak keterangan, ia hanya berucap bahwa majikannya memaku dirinya setelah ia mengatakan bahwa pekerjaan yang dibebankan kepadanya terlalu berat.
Mengetahui cerita pilu di atas, tentu banyak kecaman dan rasa tak percaya yang datang dari negeri kita sendiri. NS misalnya seorang wanita berusia 39 tahun asal Cilacap yang pernah mencoba mengais rezeki di Arab Saudi sekitar tahun 2000 silam. Ia pun meringis dan terkejut ketika mendengar pemberitaan di atas. " Masak ada cerita kayak gitu? majikan jahat. Pembantunya juga bodoh, disiksa diam saja." ujarnya pedas. Ia akhirnya bercerita pula bahwa di Arab memang banyak pemberitaan mengenai pembantu yang disiksa oleh majikan. " Saya juga pernah dipukuli majikan karena anaknya jatuh sendiri, majikan saya bilang kalau anak dia jatuh mati maka saya pun akan mati." ceritanya kala itu. Di sisi lain ia beranggapan bahwa pembantu yang bekerja di sana harus berani melawan jikalau diperlakukan kasar, bukan diam saja dan menerima semua perlakuan dari majikannya.
NS mengatakan ketika ia dipukul oleh majikannya, ia langsung membalas dengan melotot sehingga majikannya kaget dan segan untuk memukulnya kembali. " Saya pernah bertemu dengan seorang pembantu dari Arab di Bandara Soekarno Hatta, lengannya memar semua karena dipukuli anak majikannya. Ia minta pulang akhirnya, padahal baru kerja 7 bulan. Kalau saya sih sudah saya lawan kalau sampai dipukuli seperti itu." tambahnya. NS bercerita pula bahwa ia pernah bekerja dengan majkan yang baik dan tidak ringan tangan selama 2 tahun. Namun banyaknya cerita penyiksaan kepada pembantu membuat ia memutuskan untuk pulang ke Tanah Air dan membantu usaha warung tegal milik adiknya di daerah Tangerang, Banten.
Lain NS lain halnya pula dengan SR seorang ibu rumah tangga yang mempekerjakan 1 orang pembantu di rumahnya. Ibu berusia 40 tahun ini mengatakan bahwa perilaku majikan di Arab Saudi itu terlalu kejam dan tak berprikemanusiaan. Namun menurutnya kejadian ini pasti berawal dari perilaku pembantu itu sendiri yang mungkin malas atau tidak terlatih. " Seharusnya pembantu di sana harus dilatih terlebih dahulu, jangan sampai buat kesal majikannya. Apalagi majikan itu sudah membayar jasa agensi. Tapi yah jangan terlalu kejam seperti itu juga sebagai majikan." ujar ibu asal Tangerang ini.
Hampir selalu kita dengar peristiwa naas penyiksaan seorang pembantu yang ingin mencari rezeki di negeri yang jauh dari sanak saudara. Mereka berharap pulang dengan kantung tebal namun tak jarang yang membawa luka dan duka yang berkepanjangan. Bukan kemewahan yang mereka inginkan, hanya hidup berkecukupan dan penghargaan sebagai seorang manusia yang memiliki harkat dan martabat jua.
Oleh Lindayani (915080074)
Sumber : Poskota.com (Sabtu, 28 Agustus 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar