29 Agustus 2010. Lebaran sebentar lagi. Mungkin lagu itu yang kian terdendang di telinga dan di tengah masyarakat sekarang ini. Lebaran tak pernah lepas dari tradisi pulang kampung atau biasa disebut mudik.
Mudik, mudik, mudik! Banyak orang sibuk mempersiapkan kepulangan mereka ke kampung halaman, namun satu masalah yang tak kunjung berubah disetiap tahunnya : macet. Dari tahun ke tahun kemacetan selalu mewarnai perjalanan para pemudik, terutama para pemudik yang melalui jalur darat.
Menik, 32, seorang pembantu rumah tangga asal Purwodadi mengungkapkan susah dukanya pulang kampung di musim Lebaran. "Sedih kadang-kadang waktuku habis dijalan karena macet, kemarin ini aja pernah sampai dua hari satu malam, padahal mestinya dua belas jam aja," ujarnya.
Kesulitan yang dialaminya karena kemacetan yang ada bukan hanya perkara lama di perjalanan saja, terkadang kelaparan sering menambah beban kesedihan dan membuat kesal di hati. Belum lagi lelahnya duduk berjam-jam di dalam bus, bukan hanya susah mencari makan, bahkan untuk pergi ke toilet pun sang supir terkadang tidak mau berhenti.
"Kalau macet kita suka terlambat sampai di tempat makan, tempat makannya udah penuh semua terus supirnya kalau yang malas ya gak mau berhenti buat cariin kita tempat makan, jadi kita kelaparan semua."
Walaupun begitu, baginya mudik merupakan suatu keharusan. Setahun lamanya mencari nafkah di kota Jakarta, tentu ada rasa rindu yang menyelinap di hati kepada anak dan sanak keluarga. "Biarpun lama di perjalanan, tapi kumpul-kumpul keluarganya itu bikin senang banget. Macet mah udah tradisi lah."
Oleh: Chrestella (915080072)
Sumber: Kompas, Jumat 27 Agustus 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar