Selasa, 02 November 2010

Foto Jurnalistik

Jurnalisik adalah proses mengumpulkan, mengolah, melaporkan, dan menganalisis suatu informasi. Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.Sebuah foto dikatakan memenuhi kriteria sebagai foto jurnalistik jika dari foto tersebut kita dapat menangkap cerita yang disampaikan oleh sang fotografer tentang kejadian yang tengah terjadi kala itu dengan utuh

Foto Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai rekaman sebuah peristiwa dalam kehidupan manusia dan peradaban bangsa. Apabila kita mengamati sebagian besar koran dan majalah cetak yang ada, foto – foto yang dicetak sebagai pendamping daripada artikel atau tulisan yang ada, itulah foto jurnalistik. Bukan semua foto di media cetak dinamankan foto jurnalisitk, namun foto yang dapat menjelaskan tentang tulisan tersebut, singkatnya foto yang dapat “bercerita”mengenai kejadian atau peristiwa yang disajikan.

Foto Jurnalistik mengandung dua unsur di dalamnya seperti yang dikutip dari Dwi Slamet Santoso dalam salah satu website yang merupakan pakar dalam fotografi : “Jurnalistik dan fotografi itu sama, keduanya sama-sama ingin menyampaikan suatu berita di dalamnya,”
Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa ada persamaan antara jurnalisme dan fotografi yakni dalam hal penyampaian pesan. Dan apabila keduanya digabungkan akan menghasilkan sesuatu yang disebut dengan foto jurnalistik, yakni foto sebagai hasil gabungan antata teknik fotografi dan jurnalisme.

Istilah foto jurnalistik diperkenalkan oleh seorang bernama Wilson Hick. “Foto jurnalistik adalah gambar dan kata,” begitu katanya berteori. Melalui kepemimpinanya, muncul sejumlah fotografer kelas dunia seperti Robert Cappa. Pada tahun 1936 ia berhasil membuat foto dramatis seorang serdadu yang sedang roboh tertembak peluru di Spanyol. Foto yang berjudul Death of Loyalist Soldier tersebut dimuat majalah foto Perancis VU dan terbit di majalah Life .


Perkembangan foto jurnalistik di Indonesia tidak terlepas dari perjuangan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan. Alex Mendur beserta rekan-rekannya di IPPHOS dan Abdoel Wahab, adalah pewarta visual Indonesia pertama yang digembleng pendidikan kejuruan formal Belanda dan Jepang, diasah oleh semangat kemerdekaan dan dibentuk dalam medan pertempuran.

Ketrampilan,kecekatan, wawasan,keberanian dan komitmen seperti yang dibuktikan pelopor itulah yang mestinya dihidupkan kembali oleh pewarta-pewarta foto Indonesia.

Sumber : http://citizenimages.kompas.com/forum/viewtopic.php?f=32&t=20
http://webtorial.tempointeraktif.com/foto/fotojurnalistik.html,
http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=937:foto&catid=30:gema-edisi-40&Itemid=182
http://warungpotret.multiply.com/journal/item/9/Kriteria_Penilaian_Foto_Jurnalistik
http://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=49109284335&topic=7874
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=75135028
http://images.google.co.id

oleh : Rudy (915080193)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar