Sabtu, 06 November 2010

Indonesia Berduka

Tsunami di Mentawai, letusan Gunung Merapi dan gempa bumi di Wasior. Tak henti-hentinya Indonesia didera oleh berbagai bencana alam yang meluluh lantakan negeri ini. Kosong, hampa, bingung,kepedihan dan tangisan para korban hanya menambah luka di hati. Negara yang dulunya aman dan bahagia sekarang harus menghadapi kenyataan yang pahit.

Doc : Google
Disaat para korban sangat membutuhkan uluran tangan dari semua orang, tragis jika mendengar bahwa respon yang diberikan oleh para pemimpin negara ini acuh tak acuh dan tidak peduli sama sekali. Rasa sisi kemanusiaan itu seakan hilang ditelan oleh harta melimpah dan kesibukan yang datang. Mengatasnamakan jabatan dan tanggung jawab pekerjaan, Gubernur Sumatera Barat yang seharusnya peduli terhadap korban tsunami  malah melakukan kunjungan ke Jerman dengan dalih promosi.

Kemana rasa kepekaan mereka terhadap Indonesia? Irma, 25 tahun, karyawan swasta mengungkapkan bahwa inilah gambaran yang sedang terjadi, cerminan bagaimana seharusnya seorang pemimpin menjadi teladan bagi rakyatnya dan memberi perhatian tapi seolah-olah mengabaikannya begitu saja. "Sangat disayangkan apabila hal itu terus dibiarkan terjadi. Bagaimanapun yang menajdi korban adalah warganya sendiri dan itu merupakan tanggung jawabnya yang paling utama dibandingkan dengan perjalanan dinas ke luar negeri," jelasnya.

Janji yang dulu pernah mereka berikan kepada masyarakat ternyata palsu. Tindakan dan perkataan mereka sungguh memprihatinkan. Jelas semuanya perlu bukti yang nyata dan jelas bukan sekedar kata-kata. Negara tidakbutuh pemimpin yang baik tapi harus peka.

"Haruskah kita kembali belajar di sekolah bagaimana menumbuhkan sikap kepedulian terhadap sesama? Anak kecil sja lebih baik dibandingkan dengan mereka yang memang sudah tugasnya melindungi dan memberi perhatian terhadap masyarakat. Jika seperti itu, lama-lama masyarakat akan bertindak secara kasar dan brutal," papar Martin, 45 tahun, warga Tanjung Duren Barat.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin itu ungkapan yang pantas untuk mencerminkan kondisi para korban saat ini. Kehilangan harta benda, rumah dan sanak keluarga ditambah sikap para pemimpin yang acuh sungguh sangat ironi. Biarlah apapun yang dialami saat ini menjadi sebuah proses pembelajaran bagi semua orang.

Sumber : Gambar http://eriassumarna.blog.friendster.com/files/bola-dunia3-300x282.jpg

-Astrid Meiliani / 915080057-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar