Selasa, 09 November 2010

Komunitas Waria

Bagaimana ketika kita mendengar kata “waria”, apa yang terlintas di pikiran kita? Menurut data yang diperoleh, sebagian besar dari masyarakat memiliki pandangan yang negatif terhadap waria dan komunitasnya. Sebagian besar tidak setuju dengan kehadiran waria dalam masyarakat karena menurut mereka bahwa Allah menciptakan manusia dalam rupa laki-laki dan perempuan, sehingga waria dianggap sebagai suatu bentuk penyimpangan terhadap Kitab Suci. Stereotip seperti itulah yang kini merambah di masyarakat. Waria juga sering dikaitkan dengan pelacuran dan prostitusi.

Memang stereotip di atas ada benarnya, sebagian besar dari kita mungkin mengira bahwa komunitas waria adalah komunitas yang bersembunyi di balik gelapnya malam dan hidup dalam kesendirian. Namun apabila kita teliti lebih mendalam, sadar atau tidak sadar, kini waria semakin eksis dlm masyarakat. Ambillah contoh dalam dunia perfilman, dimana waria sering dipertontonkan sebagai lawak ataupun hiburan bagi penonton. Bahkan bebrapa aktris diset oleh sutradara untuk berperan sebagai waria, seperti komedian Aming. Mengenai kehidupan waria, apakah benar mereka hidup dalam kesendirian dan tidak ada yang mau menerima mereka? Ternyata tidak semua waria seperti itu, bahkan ada beberapa yang beruntung dapat membangun rumah tangga bersama dengan pasangan mereka (baca artikel di halaman berikutnya). Namun tetap saja mereka (waria) mempunyai satu kekurrangan yakni mereka tidak dapat memiliki anak sacara biologis, karena walaupun mereka dapat mengoperasi kelamin dan fisiologis tubuh mereka, mereka tetap tidak dapat mengubah kenyataan bahwa mereka tidak mempunyai rahim.

Namun sangat disayangkan, kaum waria masih saja belum diterima sepenuhnya dalam masyarakat, di Indonesia, jenis kelamin waria di KTP ditulis : laki-laki, sedangkan di negara-negara lain dtulis : perempuan. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, banyak dari waria yang bekerja sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial) dan survey menunjukkan sepertiga waria di Jakarta terjangkit HIV.Waria juga diidentikkan sarat dengan kekerasan dan perkelahian.


Benar adanya bahwa komunitas waria dikucilkan dan mempunyai status sosial yang rendah dalam masyarakat. Karena diskriminasi inilah, para waria bersemangat untuk memperoleh pengakuan dari pemerintah dan masyarakat, Sebagai contoh, Yulianus Rettoblaut lebih dikenal dengan sebutan Mbak Yuli merupakan seorang waria yang lolos seleksi menjadi salah satu calon komisioner Hak Asasi Manusia bersama dengan 42 peserta lainnya.Ini merupakan suatu prestasi di kalangan waria.

Tidak hanya berhenti disitu, waria semakin berusaha eksis dan memperoleh pengakuan dalam masyarakat dengan beberapa dari mereka yang mengikuti acara seperti pagelaran Seni, Budaya dan Olahraga Nusantara yang meliputi Lomba Ratu Kebaya 2007, Turnamen Bola Voli Waria se-Indonesia dan Pemilihan Putri Waria Indonesia 2007 dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Jakarta 480, Hari Anti Madat Sedunia dan HUT Kemerdekaan RI 62 yang berada dalam naungan Yayasan Putri Waria Indonesia (YPWI) yang bekerja sama dengan Forum Komunikasi Waria Indonesia (FKWI). Adanya yayasan serta acara-acara akbar yang diselenggarkan untuk waria menunjukkan adanya perhatian terhadap kaum waria.
Beberapa fakta dalam masyarakat membantah bahwa waria merupakan kaum yang jahat, tidak layak dan tidak halal. Ambil saja contoh Dorce Gamalama yang merupakan seorang artis waria yang terkenal. Sumber menyebutkan bahwa Dorce melakukan operasi kelamin untuk mengasuh anak-anak terlantar dan mengadopsi mereka sebagai seorang ibu. Peran Dorce dalam dunia pertelevisisan juga tidak sedikit, beliau membawai bebrapa acara talk show dan juga menjadi presenter dalam beberapa acara.

Terakhir,penulis mendatangi seorang waria yang merupakan seorang kenalan dan pemilik salon. Sebut saja Mbak Ani (bukan nama sebenarnya), sudah menggeluti bisnis salon selama kurang lebih 4 tahun. Sebelumnya mbak Ani bekerja di salon juga dari tahun 80-an dan kini Mbak Ani sudah memiliki usaha sendiri. Walaupun usaha salonnya termasuk yang menengah ke bawah, namun Mbak Ani tetap optimis dan bekerja keras. Keteguhan dan ketegaran hatinya yang membuat dia bertahan hingga saat ini. Hal ini juga membuktikan bahwa ternyata selain masuk dalam dunia perfilm, kaum waria juga sudah mengambil bagian dalam masyarakat yang walaupun sebagian besar masih tidak mendapat pengakuan dari masyarakat.

oleh : Rudy (915080193)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar